Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
BUKU<br />
Baik kristenisme,<br />
yudaisme, maupun<br />
Islam pada<br />
dasarnya sangat<br />
menjunjung tinggi<br />
toleransi terhadap<br />
penganut keyakinan<br />
lain.<br />
seolah dunia akan aman dan sejahtera tanpa adanya Islam.<br />
Padahal penggunaan teror dan kekerasan bukanlah khas Islam. Daftar organisasi<br />
teroris yang dicatat di Eropa sebelum peristiwa 11 September sebagian<br />
didominasi oleh organisasi komunis, ultra-kanan, dan fasis. Konflik kekerasan<br />
(perang) paling mutakhir pada abad ke-20, yaitu Perang Dunia I dan II, bukanlah<br />
karena alasan agama, apalagi Islam.<br />
Menurut Graham E. Fuller, sejatinya bukan agama yang menyebabkan konflik,<br />
melainkan karena geopolitik. Karena itu, jika Islam tidak ada, ketegangan antara<br />
Timur Tengah dan Barat tetap akan terjadi.<br />
Dalam kajian Fuller, baik kristenisme, yudaisme, maupun Islam pada dasarnya<br />
sangat menjunjung tinggi toleransi terhadap penganut keyakinan lain. Konflik<br />
baru terjadi setelah kekuasaan menggunakan agama sebagai dalih untuk<br />
menyatakan mana yang benar mana yang salah, mana yang murni mana yang<br />
bid'ah. Ia mencontohkan penguasa Romawi menggunakan ajaran Kristen untuk<br />
menyebut penganut Yahudi bukan sebagai agama tersendiri, akan tetapi sebagai<br />
kaum yang menolak ajaran Yesus.<br />
Bahkan konflik panjang antara Romawi (Katolik) dan Konstantinopel (ortodoks)<br />
jelas bukan konflik antar agama walau dilakukan sesama penganut Kristen,<br />
tapi lebih pada konflik politik di mana faktor agama hanya dipakai sebagai<br />
pemersatu ke dalam dan pembeda ke luar.<br />
Begitupun konflik di Timur Tengah, yang notabene sama-sama Islam, meletup<br />
karena kepentingan politik dan ekonomi. Peperangan melawan Turki Utsmani,<br />
misalnya, jelas bukan karena agama walau tiap penguasa Arab berusaha<br />
menggunakan retorika agama dalam menjatuhkan legitimasi kekuasaan Turki<br />
SUDRAJAT/MAJALAHDETIK<br />
MAJALAH DETIK 30 MARET - 5 APRIL 2015