Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
FOKUS<br />
Kami menjamin seluruh bus layak<br />
dan aman dioperasikan.<br />
Direktur Utama PT Transportasi<br />
Jakarta A.N.S. Kosasih<br />
ANTO/ANTARA FOTO<br />
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar<br />
Pristono; ketua panitia pengadaan, Setyo Tuhu;<br />
pejabat pembuat komitmen, Drajat Adhyaksa;<br />
Direktur Utama PT Korindo Motors, Chen<br />
Chong Kyeon; Direktur Utama PT Mobilindo,<br />
Budi Santoso; Direktur Utama PT Ifani Dewi,<br />
Agus Sudiarso; serta Direktur Pusat Teknologi<br />
Industri dan Sistem Transportasi Badan<br />
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),<br />
Prawoto.<br />
Drajat dan Setyo sudah divonis bersalah.<br />
Drajat dihukum lima tahun penjara dan denda<br />
Rp 250 juta. Sedangkan Setyo dihukum empat<br />
tahun penjara dengan denda Rp 250 juta subsider<br />
3 bulan penjara.<br />
Hakim menilai Drajat<br />
bersalah karena<br />
menetapkan harga<br />
perkiraan sendiri<br />
yang dibuat oleh tim BPPT. Kemudian, Setyo<br />
tidak melakukan penilaian kualifikasi terhadap<br />
perusahaan yang menjadi pemenang pengadaan<br />
bus.<br />
Hakim Supriyono, yang mengadili Setyo<br />
Tuhu, menegaskan Udar terlibat dalam kasus<br />
korupsi Transjakarta. Selaku kuasa pengguna<br />
anggaran, Udar tidak mengawasi pelaksanaan<br />
proyek tersebut secara benar. Drajat sebetulnya<br />
melapor adanya ketidaksesuaian spesifikasi<br />
bus yang datang ke Jakarta. Namun Udar<br />
meminta agar bus itu tetap diterima dengan<br />
alasan ada jaminan dan masa pemeliharaan.<br />
Udar adalah pejabat yang menandatangani<br />
nota kesepahaman dengan BPPT untuk tim<br />
pengendali teknis dan pengawasan.<br />
Kejaksaan bahkan tegas menuduh Udar<br />
sebagai aktor intelektual (intellectual dader)<br />
skandal bus Transjakarta tersebut. Dari hasil<br />
penelusuran, jaksa beranggapan korupsi pengadaan<br />
Transjakarta itu dilakukan dengan niat<br />
yang jahat, terencana, sekaligus sistemik. “Dia<br />
(Udar) kan doktor. Dan korupsi itu kan memang<br />
identik dengan pelaku yang pintar,” ujar Direktur<br />
Penuntutan pada Jaksa Agung Muda Pidana<br />
Khusus, Eddy Rakamto, kepada majalah detik.<br />
Udar menyangkal keterlibatannya dalam kasus<br />
Transjakarta itu. Pria kelahiran Bali ini juga<br />
keberatan disebut mempunyai niat jahat dalam<br />
proyek pengadaan bus dua tahun yang lalu itu.<br />
“Niat jahat untuk apa? Saya sudah ditahan, saya<br />
MAJALAH DETIK 30 MARET - 5 APRIL 2015