You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
INTERNASIONAL<br />
Foto Presiden Suriah<br />
Bashar al-Assad di<br />
antara foto-foto yang<br />
dipamerkan dalam<br />
pameran foto "Syria, On<br />
the Outskirts of Dawn"<br />
di Damaskus, Ahad<br />
(15/3).<br />
OMAR SANADIKI/REUTERS<br />
ruh balik kanan. Pulang ke rumah. Tapi siapa<br />
yang mau turut perintah itu. “Kami menuntut<br />
anak-anak itu dibebaskan dengan cara damai,”<br />
ujar Ibrahim. Tapi tuntutan mereka berbalas<br />
tembakan. Tak ada lagi pentungan atau peluru<br />
karet. Senapan menyalak menghamburkan<br />
peluru tajam. Korban berjatuhan.<br />
“Setelah orang-orang melihat darah, mereka<br />
murka. Kami semua berasal dari suku-suku dan<br />
keluarga besar. Bagi kami, menetesnya darah<br />
merupakan masalah yang sangat serius,” kata<br />
Ibrahim kala itu. “Mulai hari itu, tak ada lagi<br />
kompromi dengan penguasa.”<br />
Presiden Bashar berusaha menurunkan tensi<br />
di Daraa. Semua bocah itu dilepas. Komandan<br />
polisi dan Gubernur Daraa dicopot. Namun,<br />
melihat luka di sekujur tubuh anak-anak itu,<br />
warga Daraa kembali naik darah. Apalagi ketika<br />
MAJALAH DETIK 30 MARET - 5 APRIL 2015