Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
CRIME STORY<br />
Saya takut ketahuan, (dan<br />
ditanya) kenapa pengobatan<br />
caranya ditelanjangi begitu.<br />
lalu “memeriksa” bagian-bagian tubuh kedua<br />
gadis tersebut. Setelah puas menggerayangi<br />
kedua gadis itu, Ari pun meminta mereka tidak<br />
mengadu kepada siapa pun.<br />
“Karena sudah malam, dan saya takut (ketahuan),<br />
saya selesaikan. Saya takut ketahuan,<br />
(dan ditanya) kenapa pengobatan caranya ditelanjangi<br />
begitu,” ucap Ari.<br />
Nah, dari mulut ke mulut, “kemampuan” Ari<br />
sampai ke telinga Im, 29 tahun, dan NF, 25 tahun.<br />
Berbeda dengan korban Ari sebelumnya, yang<br />
tergolong masih bocah, Im<br />
dan NF ingin curhat soal<br />
rumah tangga mereka. Im<br />
seorang janda, sedangkan<br />
NF adalah perempuan<br />
bersuami. Singkat cerita,<br />
Ari lagi-lagi diminta datang ke rumah keluarga<br />
mereka untuk memberi pengobatan.<br />
“Saya kasih amalan kepada mereka buat<br />
dibaca. Mereka berdua baca di kamar, dan<br />
saya ngobrol dengan keluarga yang lain di luar.<br />
Setengah jam kemudian, saya masuk kamar,”<br />
katanya. “Lalu nafsu saya keluar lagi....”<br />
Ari lagi-lagi “mengadali” kedua wanita yang<br />
sudah lebih dewasa itu. Ia meminta mereka<br />
menanggalkan pakaian ketika Ari masuk ke<br />
kamar. Ujung-ujungnya bisa ditebak. Keduanya<br />
pun ia setubuhi. Ari berdalih hanya tiga<br />
korbannya yang sampai ia tiduri. Lainnya cuma<br />
ia gerayangi.<br />
Apa pun dalihnya, Ari kini menghadapi sangkaan<br />
berat. Ia terancam hukuman penjara dari<br />
5 hingga 15 tahun dengan jeratan Undang-Undang<br />
Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014<br />
karena sebagian korbannya masih tergolong<br />
di bawah umur. Ia juga menghadapi gugatan<br />
cerai dari sang istri, yang baru ia nikahi awal<br />
tahun ini.<br />
Masalah berat yang harus ia tanggung akibat<br />
perbuatannya membuat Ari lagi-lagi berpikiran<br />
cetek. Baru sehari ditahan polisi, ia mencoba<br />
bunuh diri dengan meminum sabun cair. Akibatnya,<br />
ia harus dilarikan ke rumah sakit.<br />
“Di rumah sakit, saya dikasih surat gugatan<br />
cerai (oleh istri),” ujarnya dengan raut wajah<br />
menyesal.<br />
Kriminolog dari Universitas Padjadjaran,<br />
Bandung, Yesmil Anwar, menilai praktek dukun<br />
cabul bukan tergolong baru di era masyarakat<br />
MAJALAH DETIK 30 MARET - 5 APRIL 2015