You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
FOKUS<br />
Udar usai diperiksa Kejaksaan<br />
Agung<br />
GRANDOS ZEFNA/DOK DETIKCOM<br />
membuat jaksa sempat memanggil Aldi sebagai<br />
saksi. Namun putra semata wayang Udar<br />
tersebut menolak diperiksa.<br />
Mengenai setoran rutin ke rekening Udar,<br />
Tonin menyebutnya sebagai hasil dari ruparupa<br />
bisnis kliennya. Tonin menjelaskan, yang<br />
dicurigai jaksa dari rekening kliennya adalah<br />
lima transaksi pada Januari dan Februari, yang<br />
memang bertepatan dengan jatuh tempo<br />
pembayaran uang sewa tahunan rumah, apartemen,<br />
dan kios milik Udar. “Uang cash dia<br />
taruh di rekening, itu bukan tiap hari,” ujarnya.<br />
Semenjak menjabat Kepala Dinas Perhubungan,<br />
Udar mengaku menerima gaji ditambah<br />
tunjangan dan honor sekitar Rp 60 juta per<br />
bulan. Jika ia punya uang lebih dari itu, Udar<br />
menyatakan sumbernya adalah penghasilan<br />
dari penyewaan 19 unit rumah, apartemen, dan<br />
kios.<br />
Setiap tahun, properti Udar itu diklaimnya<br />
bisa memberi pemasukan hingga Rp 1,3 miliar.<br />
“Usaha keluarga saya menyewakan rumahrumah<br />
itu, itu kan enggak salah.”<br />
Udar menyatakan kekayaannya saat ini<br />
bermula dari warisan orang tuanya dan warisan<br />
orang tua istrinya, Lieke Amalia. Kejaksaan,<br />
kata dia, semestinya melihat dia tidak seperti<br />
pegawai negeri kebanyakan, yang kekayaannya<br />
masih nol ketika mulai meniti karier.<br />
“Bapak saya meninggalkan warisan, jadi saya<br />
tidak dari nol,” kata Udar. “Jaksa jangan menyamaratakan<br />
orang.”<br />
Ayah Udar, Kolonel Soebardi, yang merupakan<br />
ajudan Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad<br />
Yani, sejak 1963 punya rumah di Menteng,<br />
MAJALAH DETIK 30 MARET - 5 APRIL 2015