Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
INTERVIEW<br />
NOVEL AMBA MENARIK PERHATIAN PUBLIK DI ARENA LEIPZIG<br />
BOOK FAIR. BERLATAR TRAGEDI 1965.<br />
A<br />
MBA adalah novel pertama karya Laksmi Pamuntjak.<br />
Sebelumnya, ia menulis puisi, kumpulan<br />
cerita pendek, dan berbagai artikel tentang<br />
isu-isu aktual. Khusus tulisan-tulisannya tentang<br />
kuliner telah dibukukan hingga empat jilid dengan<br />
judul The Jakarta Good Food Guide.<br />
Amba pertama kali ditulis dalam bahasa<br />
Inggris dengan judul The Question of Red pada<br />
Oktober 2012. Pada Agustus nanti akan terbit<br />
dalam bahasa Belanda, Amba Of De Kleur Van<br />
Rood, dan sebulan kemudian Alle Farben Rot<br />
dalam bahasa Jerman. Novel tersebut akan<br />
disertakan dalam Frankfurt Book Fair, 14-18<br />
Oktober mendatang.<br />
Publik Jerman, khususnya media massa,<br />
memberi perhatian khusus pada novel berlatar<br />
peristiwa September 1965 itu. Di arena Leipzig<br />
Book Fair 2015, 12-15 Maret lalu, mereka secara<br />
bergilir mewawancarai Laksmi.<br />
“Saya kaget, saya tak berpikir akan sampai<br />
seperti ini. Luar biasa wawancara mereka terhadap<br />
saya,” katanya kepada majalah detik<br />
di sela-sela Leipzig Book Fair, Leipzig, Jerman.<br />
Laksmi berharap Amba, yang menampilkan<br />
setting banyak wilayah, bisa memberikan gambaran<br />
Indonesia dalam segala kompleksitasnya<br />
sebagai bangsa yang luar biasa.<br />
Lantas, bagaimana dia mengidentifikasikan<br />
dirinya dengan Ayu Utami, yang lebih dulu dikenal<br />
internasional? Juga dengan Pramoedya<br />
Ananta Toer dan Ahmad Tohari, yang samasama<br />
menulis tentang tragedi 1965? Simak<br />
petikan penuturannya berikut ini.<br />
Anda pernah membayangkan Amba<br />
akan dikenal secara internasional?<br />
Tentu saja saya tak punya pikiran menyanjung<br />
diri bahwa karya yang saya tulis<br />
bisa membawa nama Indonesia ke dunia internasional.<br />
Tapi, paling tidak, saya tahu saya<br />
MAJALAH DETIK 30 MARET - 5 APRIL 2015