28.03.2015 Views

ojgb8og

ojgb8og

ojgb8og

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

KOLOM<br />

●<br />

ILUSTRASI: EDI WAHYONO<br />

Pantau, Jakarta, 2005<br />

Dari Penjara ke Penjara,<br />

Agustus 2008<br />

dengan Jabhah Nushrah, Jabhah Islamiyah, Ahrar as-Syam, dan beberapa kelompok<br />

lokal yang berbasis komunitas pemberontak di masyarakat setempat. Jumlah orang<br />

Indonesia yang berperang di Suriah dan Irak masih kalah dengan jumlah orang dari<br />

kawasan Eropa, Middle East, dan Afrika yang mencapai ribuan orang per negara.<br />

Secara teoretis, keberadaan orang Indonesia yang berperang bersama ISIS tidak<br />

atau belum membawa masalah apa pun di Indonesia. Ancaman gangguan keamanan<br />

akan muncul saat seluruh atau sebagian dari mereka kembali ke Indonesia.<br />

Patut disayangkan bahwa pemerintah belum memiliki catatan yang lengkap<br />

tentang mereka. Database sangat penting, terutama untuk menentukan strategi<br />

dan program tertentu yang relevan bagi mereka yang akan kembali ke Indonesia<br />

nantinya.<br />

Sejarah mengajarkan, pada akhir 1990-an terdapat kurang-lebih 400 orang Indonesia<br />

yang berperang dalam "jihad" Afganistan. Pemerintah tidak memiliki cukup<br />

data untuk menilai seberapa bahaya keberadaan orang-orang ini. Peristiwa bom<br />

malam Natal Desember 2000, beberapa aksi bom pada 2001, dan bom Bali Oktober<br />

2002 ternyata dimotori oleh para alumnus "jihad" Afganistan ini. Kuranglebih<br />

100 orang atau seperempat dari populasi alumni "jihad" ini ditangkap dan<br />

dipenjarakan. Namun sisanya, sekitar 300 orang, bisa kembali hidup normal di<br />

tengah masyarakat.<br />

Pemetaan dan database yang strategis akan membuat pemerintah mampu<br />

memilah pendekatan apa yang harus dipakai. Klasifikasi dalam proses database<br />

dan pemetaan ini akan menunjukkan siapa saja yang harus diawasi dan siapa<br />

yang harus dirangkul karena tidak mencerminkan ancaman bagi masyarakat<br />

dan pemerintah.<br />

MAJALAH DETIK 30 MARET - 5 APRIL 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!