Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
INSPIRING PEOPLE<br />
ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA FOTO<br />
pemerintah. “Saya merasa mereka memang tak<br />
memiliki kemauan politik menyelesaikan masalah<br />
yang dihadapi warganya,” ujar Arif.<br />
Dia memilih berpaling ke media sosial. Arif<br />
nekat mengunggah foto yang memperlihatkan<br />
usaha anak-anak sekolah yang tengah menyeberang<br />
kali dengan menerjang arus yang cukup<br />
kencang ke Facebook. Tak disangka, foto-foto<br />
itu menuai banyak tanggapan. Satu per satu<br />
penanggap mendonasikan uangnya hingga<br />
terkumpul uang Rp 12 juta.<br />
Saweran uang dari para dermawan di Internet<br />
itu ia sampaikan kepada warga Sawarna.<br />
Karena dana mepet, Arif meminta warga bergotong-royong<br />
mengumpulkan material. Berbekal<br />
semangat ingin memiliki jembatan, semua material<br />
jembatan akhirnya terkumpul. Tapi apes,<br />
banjir bandang menghanyutkan semua bahan<br />
bangunan. Bahkan lubang fondasi yang sudah<br />
digali juga tertutup lumpur. Akhirnya pekerjaan<br />
dimulai lagi dari awal.<br />
“Tapi tekad ternyata bisa mengalahkan segala<br />
kesulitan,” ujar Arif. Dengan semangat gotongroyong<br />
yang tinggi, warga Desa Sawarna akhirnya<br />
bisa mendirikan jembatan. Jembatan pertama<br />
yang dibangun Arif bersama warga dan atas<br />
donasi masyarakat itu berdiri pada 2009.<br />
Rupanya kabar pembangunan jembatan swadaya<br />
itu menyebar ke kampung lain. Ponsel Arif<br />
mulai sering berdering, menerima keluh kesah<br />
warga di sejumlah daerah yang terisolasi garagara<br />
tak punya jembatan. Masalahnya pada<br />
dana. Arif bersama teman-temannya di Yayasan<br />
Relawan Kampung mesti rajin “mengetuk hati”<br />
para dermawan.<br />
Uluran tangan itu sering datang tak disangka.<br />
Seorang pengusaha batik dari Yogyakarta per-<br />
MAJALAH DETIK 30 MARET - 5 APRIL 2015