2004 Human Rights Report - Elsam
2004 Human Rights Report - Elsam
2004 Human Rights Report - Elsam
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
BAGIAN KEDUA<br />
Perjalanan Penegakan Hak Asasi Manusia<br />
Periode 1999-<strong>2004</strong> : Produksi Kebijakan dan<br />
Implementasinya<br />
PENGANTAR<br />
Pemerintahan-pemerintahan pasca Orde<br />
Baru telah berkomitmen untuk<br />
melakukan penegakan hak asasi manusia<br />
di Indonesia. Dimulai dalam Sidang Istimewa<br />
MPR 1998, untuk pertamakalinya parlemen dan<br />
pemerintahan pengganti Soeharto bersamasama<br />
mencetuskan komitmennya untuk<br />
memperbaiki kondisi hak asasi manusia di Indonesia.<br />
Komitmen yang dituangkan dalam<br />
sejumlah kebijakan nasional sepanjang 1998-<br />
2000 tersebut berhasil merumuskan lima agenda<br />
pokok penegakan yang meliputi: penyelidikan<br />
pelanggaran hak asasi manusia pada masa Orde<br />
Baru; mengamandemen konstitusi dan<br />
memproduksi regulasi perlindungan hak asasi<br />
manusia; mereformasi institusi-institusi yang<br />
terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia,<br />
membentuk mekanisme pertanggungjawaban<br />
pelanggaran hak asasi manusia, dan serta<br />
mencegah keberulangan dalam bentuk<br />
menghukum para pelaku kejahatan hak asasi<br />
manusia. Komitmen ini lahir sebagai bentuk<br />
dari pengakuan mereka atas kejahatankejahatan<br />
hak asasi manusia rezim Orde Baru<br />
yang menimbulkan penderitaan yang luar biasa<br />
terhadap para korbannya selama lebih dari tiga<br />
dasawarsa. Komitmen ini lahir sebagai bentuk<br />
kesadaran baru dalam pengelolaan Negara<br />
setelah hancurnya tatanan kehidupan<br />
berdemokrasi di Indonesia selama<br />
pemerintahan otoriter.<br />
Pelantikan presiden hasil pemilu <strong>2004</strong> pada<br />
Oktober lalu, menandai agenda penegakan hak<br />
asasi manusia sudah berjalan selama lima tahun.<br />
Namun demikian, agenda penegakan hak asasi<br />
manusia tersebut belum berhasil dituntaskan.<br />
Bahkan dalam dua tahun terakhir ini,<br />
pelaksanaan agenda penegakan hak asasi<br />
manusia terus melemah dan cenderung stagnan.<br />
Ini terlihat dari tidak berjalannya sejumlah<br />
agenda penegakan penting, seperti penyelesaian<br />
kasus pelanggaran hak asasi manusia masa lalu<br />
dan penghukuman para pelaku kejahatannya<br />
hingga akhir tahun <strong>2004</strong> ini. Di lain sisi,<br />
sejumlah agenda yang berhasil dijalankan,<br />
seperti pembuatan regulasi hak asasi manusia<br />
dan proses penyelidikan, masih jauh dari yang<br />
diharapkan oleh banyak pihak, karena<br />
banyaknya kelemahan dan keterbatasan yang<br />
pada akhirnya justru menyebabkan<br />
penghormatan terhadap hak asasi manusia tidak<br />
berjalan efektif.<br />
Bagian ini akan menjelaskan tentang<br />
pelaksanaan komitmen penegakan hak asasi<br />
manusia yang dicetuskan pasca kejatuhan<br />
Soeharto Mei 1998. Selain memaparkan<br />
perjalanan pelaksanaan dari masing-masing<br />
agenda penegakan tersebut, bagian ini juga akan<br />
memberikan gambaran berkaitan dengan<br />
capaian yang telah berhasil diraih. Sejumlah<br />
agenda penegakan yang tidak berhasil<br />
dijalankan pun akan turut dipaparkan dalam<br />
bagian ini, termasuk juga problem-problem<br />
pelaksanaannya. Untuk memudahkan dalam<br />
melihat capaian keberhasilan serta kegagalannya<br />
maka pemaparan dalam bagian ini akan<br />
mencoba mengelompokkan masing-masing<br />
agenda ke dalam kategori-kategori yang antara<br />
lain: penyelidikan, legal reform, institusional reform,<br />
penghukuman, rekonsiliasi, dan<br />
pemulihan korban.<br />
6 Bagian II