2004 Human Rights Report - Elsam
2004 Human Rights Report - Elsam
2004 Human Rights Report - Elsam
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
dengan hanya mengajukan dua terdakwa yaitu<br />
komandan Brimob dan Kapolres padahal hasil<br />
penyelidikan Komnas HAM menyebut pelaku<br />
lapangan dan Kapolda sebagai pihak yang juga<br />
bisa dimintai pertanggungjawaban. Hingga<br />
laporan ini dibuat, proses persidangan untuk<br />
kasus ini sedang berjalan, sehingga belum<br />
diketahui persis hasilnya.<br />
b. Pengadilan Koneksitas dan Pengadilan<br />
Militer<br />
Selain beberapa pengadilan HAM tersebut di<br />
atas, selama 1999-<strong>2004</strong> juga terjadi beberapa<br />
pengadilan terhadap kasus-kasus yang<br />
melibatkan aparat negara dan berindikasi kuat<br />
terjadi pelanggaran HAM yang berat. Kasuskasus<br />
ini tidak diselesaikan melalui Pengadilan<br />
HAM tetapi dengan Pengadilan Koneksitas dan<br />
Pengadilan Militer.<br />
i. Pengadilan Koneksitas Teungku Bantaqiah<br />
Kasus pembunuhan terhadap Teungku<br />
Bantaqiah dan pengikutnya dilaksanakan<br />
dengan menggunakan pengadilan koneksitas<br />
berdasarkan surat penetapan Ketua Pengadilan<br />
Negeri Banda Aceh tanggal 14 April 2000<br />
Nomor 21/Pen.Pid/2000/PN-BNA. Digelarnya<br />
peradilan koneksitas didasarkan pada adanya<br />
Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tanggal<br />
13 April 2000 Nomor Register Perkara PDM-02/<br />
MLBH/4/2000. Dalam persidangan koneksitas<br />
yang digelar di Pengadilan Negeri Tingkat I<br />
Banda Aceh berkaitan dengan kasus<br />
penembakan terhadap Teungku Bantaqiah dan<br />
56 penduduk sipil lainnya, Jaksa Penuntut<br />
Umum mengajukan 25 orang terdakwa, 24 orang<br />
tentara dan satu orang sipil, telah dengan<br />
sengaja menghilangkan jiwa orang lain tanpa<br />
bukti-bukti yang jelas atas tuduhan kepada<br />
korban sebagai anggota GPK Aceh. Dakwaan<br />
dibuat secara berlapis yang bersifat komulatif.<br />
Artinya bahwa JPU menyusun dakwaan dari<br />
tindak pidana yang terberat berkaitan dengan<br />
penghilangan nyawa, yakni pembunuhan<br />
(moord) yang direncanakan, sampai yang<br />
teringan yakni kelalaian yang mengakibatkan<br />
kematian. Putusan Majelis Hakim menyatakan<br />
bahwa para terdakwa tidak terbukti bersalah<br />
secara sah dan meyakinkan melakukan tindak<br />
pidana pembunuhan yang direncanakan<br />
terlebih dahulu yang dilakukan secara<br />
melanggar Pasal 340 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1<br />
KUHP sebagaimana didakwakan dalam<br />
dakwaan primer dan oleh karena itu dibebaskan<br />
dari dakwaan Primer. Tetapi pengadilan<br />
menyatakan para terdakwa telah terbukti<br />
bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan<br />
tindak pidana pembunuhan yang dilakukan<br />
secara bersama-sama, melanggar Pasal 338 jo<br />
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sebagaimana<br />
didakwakan dalam dakwaan Subsidair. Ke-25<br />
terdakwa dijatuhi hukuman antara 6 tahun<br />
sampai dengan 10 Tahun.<br />
ii. Pengadilan Militer Kasus Trisaksi<br />
Kasus penembakan terhadap mahasiswa<br />
Trisaksi disidangkan dalam pengadilan militer di<br />
Mahkamah Militer II-08 Jakarta. Terdapat 18<br />
terdakwa di mana dua terdakwa Letnan Agus Tri<br />
Heryanto dan Letnan Pariyo disidangkan<br />
pertama kali. Para terdakwa lainnya yang<br />
diajukan dalam pengadilan adalah Komandan<br />
Kompi Brimob Polda Metro Jaya Lettu (Pol)<br />
Wandi Rustiawan, Komandan Kompi Korps<br />
Brimob Polri Lettu (pol) Sriyadi, Komandan<br />
Pleton Korps Brimob Polri Letda (Pol) Basya<br />
Radyananda dan Koordinator URC Polda Metro<br />
Jaya Letda (Pol) Achmad Hadi. Terdakwa<br />
lainnya yang disidangkan secara terpisah adalah<br />
11 terdakwa, namun 2 di antaranya tidak dapat<br />
menghadiri persidangan karena meninggal<br />
dunia dan desersi. Mahkamah Militer (Mahmil)<br />
II-08 Jakarta, sejak 18 Juni 2001 telah<br />
menyidangkan kasus penembakan mahasiswa<br />
Trisakti 12 Mei 1998. Mahmil akan mengadili 11<br />
anggota aparat keamanan dari pangkat<br />
golongan tamtama, bintara, dan perwira sebagai<br />
terdakwa, dengan saksi 35 orang dari berbagai<br />
kalangan, termasuk dari Civitas Akademika<br />
Universitas Trisakti. Akhirnya aktor-aktor di<br />
lapangan itu pun dijatuhi hukuman. Sembilan<br />
anggota Brimob dituntut hukuman antara 1,5<br />
tahun hingga 3 tahun penjara dan dipecat dari<br />
Polri.<br />
iii. Pengadilan Militer Kasus Theys Eluay<br />
Pasca penyelidikan KPN, berkas hasil<br />
penyelidikian kemudian dilimpahkan ke<br />
Makamah Militer Surabaya dengan mengajukan<br />
22 Bagian II