05.05.2015 Views

2004 Human Rights Report - Elsam

2004 Human Rights Report - Elsam

2004 Human Rights Report - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

cukup dari pemerintah daerahnya. Dari<br />

indikator tersebut nampak jelas bahwa<br />

reorganisasi struktur pemerintahan daerah<br />

memang tidak diorientasikan kepada upaya<br />

pembangunan dan perlindungan hak asasi<br />

manusia di daerah. Dan akibatnya, banyak<br />

korban hak asasi manusia di daerah yang diam,<br />

karena tidak mengetahui ke mana mereka harus<br />

melapor jika hak-haknya terlanggar. Ketiadan<br />

institusi perlindungan hak asasi manusia ini<br />

semakin diperburuk dengan minimnya<br />

penyelenggaraan program-program pelatihan<br />

hak asasi manusia bagi aparatur daerah.<br />

Pembuatan buku saku hak asasi manusia bagi<br />

para pegawai Pemerintah daerah pun sampai<br />

laporan ini ditulis tidak pernah ditemukan.<br />

3. Penguatan Institusi Kekerasan oleh<br />

Pemerintah Daerah<br />

Hal penting lainnya adalah pelaksanan<br />

otonomi daerah turut berkontribusi atas<br />

menguatnya satuan-satuan semi-militer, di<br />

setiap Pemerintah daerah. Adalah Satuan Polisi<br />

Pamong Praja (Satpol PP) yang dalam lima<br />

tahun terakhir menjadi institusi sipil yang oleh<br />

pemerintah daerah didorong menjadi satuan<br />

semi-militer. Pasal 120 undang-undang<br />

Otonomi Daerah tentang keberadaan Satpol PP<br />

dan meningkatnya perlawanan penduduk<br />

terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh<br />

Pemerintah daerah menjadi<br />

dalih pembenaran untuk<br />

membangun satuan-satuan<br />

keamanan sipil di jajaran<br />

pemerintahannya menjadi<br />

satuan-satuan semi-militer.<br />

Dengan memekarkan jumlah<br />

anggotanya, Satpol PP – dulu<br />

jumlah personilnya tidak lebih<br />

dari 40-an orang – menjadi<br />

ratusan orang pemerintah<br />

daerah mencoba membangun<br />

sebuah pasukan sipil terlatih<br />

yang bisa digunakan untuk<br />

mengamankan regulasi daerah<br />

yang mereka telurkan.<br />

Pemekaran ini pun kemudian<br />

berlanjut dengan pemberian<br />

pelatihan kemiliteran dan<br />

penanganan huru-hara kepada<br />

para personilnya dan pemberian alat-alat<br />

penanganan huru-hara seperti tameng dan<br />

pentungan dalam operasi-operasi penertiban.<br />

Dengan mengundang Polri atau TNI,<br />

pemerintah daerah meminta dua institusi<br />

kekerasan tersebut untuk memberikan pelatihan<br />

militer dan penanganan huru-hara kepada unitunit<br />

Satpol PP di jajarannnya. Bahkan di<br />

beberapa daerah, sejumlah pemerintah propinsi<br />

dan pemerintah kabupaten/kota diketahui<br />

mempersenjatai satuan-satuan Satpol PP<br />

mereka dengan senjata api dengan alasan<br />

menjaga keselamatan anggotanya dari amukan<br />

penduduk lokal dalam pelaksanaan penertiban. 7<br />

Dan sejak saat itu pula praktik-praktik<br />

penertiban oleh pemerintah daerah kerap<br />

diwarnai oleh tindakan brutal dan kejam oleh<br />

Satpol PP. 8<br />

Di samping mempergunakan Satpol PP untuk<br />

melakukan eksekusi penggusuran dan penertiban,<br />

satuan ini juga digunakan oleh pejabat daerah<br />

untuk menghadapi kritik-kritik yang dilancarkan<br />

oleh penduduk lokal maupun aksi-aksi<br />

demonstrasi para korban penggusuran atau<br />

penertiban. Di jawa Barat Satpol PP digunakan<br />

untuk menghadapi kritik-kritik aktivis prodemokrasi<br />

terhadap kebijakan atau perilaku<br />

otoriter dari para pejabat pemerintah. 9 Di Jakarta<br />

Satpol PP, Bantuan Polisi (Banpol), digunakan<br />

untuk menjadi satuan pengamanan demonstrasi<br />

46 Bagian IV

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!