2004 Human Rights Report - Elsam
2004 Human Rights Report - Elsam
2004 Human Rights Report - Elsam
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
mengakibatkan penduduk lokal harus<br />
menanggung persoalan-persoalan baru,<br />
terutama di bidang ekonomi. Pembatasanpembatasan<br />
ini dikeluarkan melalui regulasi<br />
daerah. Di seluruh Papua, aktivitas politik dan<br />
sosial penduduk lokal terganggu karena<br />
munculnya Surat Keputusan Bersama tentang<br />
Pelarangan Peringatan Hari Kematian Theis dan<br />
Penyelenggaran Hari Kemerdekaan Papua. SK<br />
tersebut dengan serta merta menjadi alat untuk<br />
membubarkan dan menangkap para peserta<br />
demonstrasi di seluruh wilayah Papua. 24 Di<br />
samping menggunakan regulasi daerah,<br />
pembatasan-pembatasan ini juga dilakukan<br />
dengan mengeluarkan pernyataan-pernyataan<br />
ancaman yang ditujukan kepada pemimpin atau<br />
tokoh masyarakat yang tidak segaris dengan<br />
kebijakan pemerintah sipil daerah atau pejabat<br />
militer. Januari 2001, Kejaksaan Tinggi (Kejati)<br />
Papua, H Bismar Mannu SH mengeluarkan<br />
statement bahwa Theis cs terbukti melakukan<br />
makar. 25 Di Pegunungan Bintang dan Mulia,<br />
penerapan strategi militer untuk memblokade<br />
wilayah pasca penyerangan anggota militer di<br />
wilayah tersebut membuat penduduk lokal<br />
kesulitan memenuhi kebutuhan pokok mereka<br />
karena pasokan-pasokan bahan pokok<br />
dibatasi. 26<br />
6. Kejahatan Terhadap Pekerja<br />
Kemanusiaan<br />
Menguatnya penggunaan langkah-langkah<br />
militer untuk menangani ketegangan politik dan<br />
sosial di beberapa daerah juga berakibat<br />
semakin rentannya aksi-aksi kekerasan terhadap<br />
para pekerja kemanusiaan. Kontrol militer<br />
terhadap wilayah-wilayah yang dinyatakan<br />
sebagai daerah operasi militer, membuat ruang<br />
gerak dari para pekerja kemanusiaan semakin<br />
terbatas. Para pekerja hak asasi manusia kerap<br />
dilarang untuk menjalankan kerja-kerja<br />
pemantauan peristiwa pelanggaran hak asasi<br />
manusia dengan dalih daerah tersebut<br />
merupakan daerah tertutup. Para penguasa<br />
militer setempat mengeluarkan kebijakan dalam<br />
bentuk maklumat atau memblokade yang<br />
melarang organisasi-organisasi hak asasi<br />
manusia beroperasi di wilayah tersebut.<br />
Sejumlah pekerja hak asasi manusia di wilayah<br />
konflik, kerap mendapat terror dan ancaman<br />
dari orang-orang tidak dikenal yang isi dari<br />
ancaman tersebut meminta agar mereka segera<br />
berhenti melakukan pencatatan atas fakta-fakta<br />
pelanggaran hak asasi manusia di wilayah<br />
konflik. Di samping itu, Polisi dan militer lokal<br />
kerap mengeluarkan ancaman akan menangkap<br />
38 Bagian III