05.05.2015 Views

2004 Human Rights Report - Elsam

2004 Human Rights Report - Elsam

2004 Human Rights Report - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

mengatakan proses penggusuran sudah sesuai<br />

dengan prosedur dan regulasi daerah – mereka<br />

balik mengecam pihak-pihak yang menuduh<br />

mereka terlibat dalam kejahatan tersebut.<br />

Bahkan tak jarang mereka mengabaikan<br />

kecaman dari pemerintah pusat atas perilaku<br />

brutal mereka dalam praktik-praktik<br />

penggusuran dan penanganan konflik agraria<br />

atau sumber kekayaan alam lainnya. Beberapa<br />

contoh kasus-kasus pengingkaran mereka ini<br />

adalah kasus pencemaran lingkungan PT<br />

Newmount Mining di Sulawesi Utara yang<br />

berakibat terlanggarnya hak atas kesehatan<br />

penduduk lokal, di mana Pemerintah Propinsi<br />

Sulawesi Utara menolak pengumuman<br />

pemerintah pusat tentang adanya pencemaran<br />

di Teluk Buyat. 13 Penolakan ini mereka lakukan<br />

dengan membuat penelitian tandingan yang<br />

melibatkan Universitas Sam Ratulangi dan Universitas<br />

Manado berikut para ahlinya. Di<br />

Sulawesi Selatan, Pemerintah daerah menolak<br />

terlibat dalam aksi kekerasan polisi terhadap<br />

penduduk lokal dalam aksi demonstrasi<br />

menuntut pengembalian tanah-tanah adat yang<br />

dibeli dengan tidak wajar oleh PT Lonsum,<br />

dengan alasan penduduklah yang melakukan<br />

aksi pengrusakan terhadap fasilitas PT Lonsum,<br />

Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan sehingga<br />

tepat jika dikerahkan pasukan Brimob ke<br />

wilayah tersebut. 14 Di Jakarta, pemerintah<br />

propinsi menolak jika praktik-praktik<br />

penggusuran yang mereka lakukan telah<br />

melanggar hak asasi manusia. Dengan<br />

menyebutkan bahwa pelaksanaan penggusuran<br />

adalah bagian dari upaya mengurangi jumlah<br />

penduduk di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta,<br />

Sutiyoso, menolak jika penertiban kawasan liar<br />

telah menyalahi prosedur hukum. 15<br />

PENGUSIRAN PAKSA: KEJAHATAN<br />

BERAT HAK ASASI MANUSIA OLEH<br />

PEMERINTAH DAERAH<br />

Hukum hak asasi manusia internasional<br />

dengan tegas memasukkan tindakan pengusiran<br />

paksa sebagai kejahatan hak asasi manusia<br />

berat. 16 Masuknya pengusiran paksa ke dalam<br />

kategori kejahatan berat karena tindakan itu<br />

selalu identik dengan kesengajaan dengan alasan<br />

penataan kota, atau pembangunan sejumlah<br />

fasilitas bisnis besar. 17 Di samping itu akibat<br />

yang ditimbulkan tindakan ini menyebabkan<br />

akibat-akibat yang serius bagi para korbannya.<br />

Akibat-akibat itu, antara lain: hilangnya property<br />

pribadi, kelompok atau suku, menyebabkan<br />

penderitaan secara fisik karena kerap<br />

menggunakan kekerasan. Oleh karena itu<br />

dalam instrumen hak ekonomi sosial budaya<br />

dan diperkuat oleh berbagai ketentuan hukum<br />

internasional lainnya, tindakan ini dinyatakan<br />

sebagai kejahatan berat hak asasi manusia. 18<br />

Sementara itu kategori tindakan yang bisa<br />

dimasukkan dalam kejahatan ini adalah<br />

penempatan kembali, pengusiran dari suatu<br />

tempat, pemindahan ke lokasi baru,<br />

pemusnahan etnis, penertiban pemukiman<br />

penduduk atau lokasi perdangan yang dianggap<br />

liar, transmigrasi paksa dan penataan ulang<br />

wilayah sewenang-wenang. 19 Dalam beberapa<br />

kasus, pengusiran paksa dibenarkan oleh PBB,<br />

namun untuk melakukan itu ada sejumlah<br />

prasyarat yang harus dipenuhi oleh negara atau<br />

non-negara ketika melakukan pengusiran<br />

paksa. 20<br />

Melihat peristiwa pengusiran penduduk oleh<br />

pemerintah propinsi dan kabupaten/kota dalam<br />

menjalankan pembangunan di daerah<br />

menunjukkan bahwa Pemerintah daerah<br />

terlibat dalam kejahatan berat hak asasi<br />

manusia. Sejumlah peristiwa penggusuran atau<br />

pengusiran penduduk lokal dalam kerangka<br />

pembangunan pusat-pusat bisnis atau<br />

pengembalian lahan-lahan kepada perusahaan<br />

yang diberikan kuasa penguasaan dan<br />

pengelolaan jelas-jelas jauh dari ketentuanketentuan<br />

yang tercantum dalam hukum hak<br />

asasi manusia internasional. Hampir dalam<br />

praktik pengusiran di seluruh daerah, para<br />

pelakunya tidak memenuhi standar-standar<br />

hukum hak asasi manusia internasional tentang<br />

prosedur pengusiran paksa.<br />

1. Pengumuman yang Mendadak<br />

Sekalipun para pejabat di Pemerintah daerah<br />

mengaku telah mengumumkan rencana<br />

penggusuran di suatu tempat, namun hampir<br />

kebanyakan korban penggusuran selalu<br />

mengatakan sebaliknya, yakni Pemerintah<br />

daerah jarang sekali memberikan pengumuman<br />

tentang rencana pengusiran kepada publik jauhjauh<br />

hari sebelumnya. Kebanyakan penguman<br />

Tutup Buku dengan “Transitional Justice”?<br />

49

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!