05.05.2015 Views

2004 Human Rights Report - Elsam

2004 Human Rights Report - Elsam

2004 Human Rights Report - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

4 tersangka. Sidang dibagi dalam dua berkas<br />

perkara di mana berkas pertama terdiri dari<br />

Letnan Kolonel Hartomo (40), Kapten Infantri<br />

Rionardo (32), Sersan Satu Asrial (31), dan<br />

Praka Ahmad Zulfahmi (27) dan berkas kedua<br />

terdiri dari Mayor Infantri Donny Hutabarat<br />

(35), Letnan Satu Agus Soepriyanto (31), dan<br />

Sersan Satu Lauren SL (28). Ketujuh terdakwa<br />

dikenai dakwaan primer Pasal 338 KUHP<br />

tentang dengan sengaja menghilangkan nyawa<br />

orang, jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP dengan<br />

ancaman pidana penjara 15 tahun dan Pasal 351<br />

KUHP Ayat (3) tentang penganiayaan yang<br />

berakibat matinya orang, jo Pasal 55 Ayat (1) ke-<br />

1 KUHP dengan ancaman pidana 7 tahun<br />

penjara. Para terdakwa pada akhirnya di vonis<br />

antara 2 tahun sampai dengan 3,5 tahun. Letkol<br />

Hartomo, Mayor Donny Hutabarat, Lettu Agoes<br />

Supriyanto dan Praka Achmad Zulfahmi di<br />

mana mereka terbukti menganiaya hingga tewas<br />

Ketua Presidium Dewan Papua (PDP), Theys<br />

Hiyo Eluay dengan pemecatan Sedangkan<br />

Rionardo dan Sertu Asrial serta Laurensius<br />

diganjar hukuman 3 tahun dan 2 tahun penjara.<br />

Ketiganya tidak dipecat, dan masih tetap dapat<br />

bertugas di lingkungan TNI-AD. Putusan ini<br />

sontak mengejutkan berbagai kalangan karena<br />

ternyata para pelaku tersebut dijatuhi hukuman<br />

yang sangat ringan dan tuntutan untuk<br />

pembentukan KPP HAM oleh Komnas HAM<br />

terhadap kasus ini semakin menguat. Pendapat<br />

berbeda justru datang dari institusi militer<br />

sendiri yang menyatakan bahwa para terdakwa<br />

ini adalah pahlawan karena membunuh<br />

pemimpin pemberontak dan hukuman itu<br />

untuk menyudutkan TNI. Bahkan Kepala Staff<br />

TNI AD menyatakan bahwa seharusnya<br />

tindakan para terhukum itu dibenarkan karena<br />

Theys secara terang-terangan berani menentang<br />

negara dengan mengibarkan bendera Papua<br />

merdeka, Bintang Kejora. 41<br />

iv. Pengadilan Koneksitas Kasus 27 Juli 1996<br />

Pengadilan terhadap kasus 27 Julii 1996<br />

dilakukan dengan Pengadilan Koneksitas.<br />

Pengadilan ini digelar di Pengadilan Jakarta<br />

Pusat mulai tanggal 23 Juni 2003 sampai tanggal<br />

30 Desember 2003. Para terdakwa yang diajukan<br />

ke pengadilan di dakwa dengan surat dakwaan<br />

Nomor: PDM/242/JKT.PTS/05/2003 tanggal 19<br />

Mei 2003 dengan susunan Primair Pasal 170<br />

ayat (2) ke-1 KUHP, subsidair Pasal 170 ayat (1)<br />

KUHP dan lebih subsidair Pasal 406 jo Pasal 55<br />

ayat (1) ke-1 KUHP. Namun terjadi perubahan<br />

yang dilakukan JPU sehingga dalam uraian<br />

surat dakwaan yang disusun JPU, para terdakwa<br />

telah didakwa — secara bersama-sama —<br />

dengan dakwaan primair Pasal 170 ayat (2) ke-<br />

1 KUHP, dan subsidair-nya Pasal 170 ayat (1)<br />

KUHP. Dengan dakwaan ini para terdakwa<br />

didakwa melakukan pengrusakan terhadap<br />

benda dan penganiayaan. Dalam berkas tersebut<br />

di antaranya terdapat enam tersangka yang<br />

diajukan, yaitu: Kolonel CZI (Purn.) Budi<br />

Purnama (mantan Dan Den Intel Kodam Jaya),<br />

Kapten Suharto (Mantan Dan BKI-C Den Intel<br />

Kodam Jaya), Muhammad Tanjung, Jonathan<br />

Marpaung Panahatan, Muhammad Ilyas alias<br />

Buyung, dan Djoni Moniaga alias Jojon. pada<br />

waktu sidang pertama (hari Senin 23 Juni 2003)<br />

— di saat JPU diperintahkan Majelis Hakim<br />

untuk menghadirkan terdakwa — ternyata<br />

salah seorang terdakwa yang bernama Djoni<br />

Moniaga telah meninggal dunia. Meninggalnya<br />

terdakwa Djoni Moniaga baru diketahui JPU<br />

tiga hari sebelum hari sidang pertama. Putusan<br />

pengadilan akhirnya hanya mampu<br />

menghukum beberapa terdakwa sedangkan<br />

yang lainnya bebas. Terdakwa I, II, III dan V<br />

berdasarkan unsur-unsur tindak pidana yang<br />

didakwakan dinyatakan tidak terbukti dan oleh<br />

karenanya harus dibebaskan dari semua<br />

dakwaan dan dikembalikan nama baiknya.<br />

Sedangkan untuk terdakwa IV, karena telah<br />

mengumpulkan massa untuk pengambilalihan<br />

kantor DPP PDI, melakukan pelemparan dan<br />

mengakibatkan orang dan barang rusak, maka<br />

dia dinyatakan terbukti secara sah dan<br />

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana,<br />

melakukan kekerasan barang dan orang di<br />

muka umum. Selanjutnya majelis hakim<br />

menghukum Terdakwa IV dengan pidana<br />

penjara 2 bulan dan 10 hari yang dikurangi<br />

dengan penahanan yang telah dijalaninya<br />

sebelum keputusan mempunyai kekuatan tetap.<br />

5. Reparasi Korban: Hak Atas<br />

Kompensasi, Restitusi dan Rehabilitasi<br />

Hak kompensasi, restitusi dan rehabilitasi<br />

diatur dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun<br />

Tutup Buku dengan “Transitional Justice”?<br />

23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!