05.05.2015 Views

2004 Human Rights Report - Elsam

2004 Human Rights Report - Elsam

2004 Human Rights Report - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

keadaan darurat militer, aksi-aksi kekerasan<br />

kelompok pro-integerasi terhadap penduduk<br />

sipil tidaklah berhenti. Justru sebaliknya, aksi<br />

kekerasan tersebut semakin meluas hingga<br />

membuat sebagian besar kota-kota di wilayah<br />

tersebut berubah menjadi lautan api dan juga<br />

melahirkan gelombang eksodus besar-besaran<br />

penduduk sipil ke wilayah Timor Barat. Ribuan<br />

penduduk sipil dilaporkan terbunuh dalam aksi<br />

kekerasan tersebut, dan 200 ribu lainnya dipaksa<br />

mengungsi ke daerah Timor Barat. Meski<br />

langkah ini mendapat kecaman dari dunia<br />

internasional, namun preseden ini menjadi awal<br />

penggunaan regulasi kedaruratan dan<br />

pengerahan kekuatan militer untuk<br />

menghadapi gejolak politik dan konflik sosial di<br />

berbagai daerah oleh pemerintahan selanjutnya.<br />

Di Aceh, kebuntuan pelaksanaan kesepakatan<br />

penghentian permusuhan 2 , antara Militer Indonesia<br />

dengan militer Gerakan Aceh Merdeka<br />

(GAM), menjadi dasar pemerintah Indonesia<br />

untuk memberlakukan status darurat di wilayah<br />

tersebut. Langkah perundingan yang<br />

merupakan babak baru dalam penyelesaian<br />

Aceh secara damai oleh pemerintah dalam 20<br />

tahun terakhir runtuh dalam hitungan hari<br />

karena pemerintah RI bersikeras agar GAM<br />

menerima konsep otonomi sebagai solusi<br />

tunggal penyelesaian Aceh. Akibatnya, CoHA<br />

yang selama lebih dari tiga bulan berhasil<br />

menurunkan tensi kekerasan di Aceh gagal<br />

untuk dipertahankan dan berbalik menjadi<br />

pemicu peristiwa kekerasan yang lebih besar<br />

dari sebelumnya. Runtuhnya CoHA inilah yang<br />

kemudian menjadi dasar bagi pemerintahan<br />

Megawati untuk kembali memilih cara-cara<br />

militer sebagai jalan keluar penyelesaian Aceh.<br />

Diawali dengan menerbitkan Keputusan<br />

Presiden Nomor 28 Tahun 2003 tentang<br />

Penetapan Status Darurat Militer di Aceh<br />

pertengahan Mei, selanjutnya Megawati<br />

memerintahkan pasukan (insert<br />

tabel)militernya yang sudah lebih dahulu<br />

berada di sekitar propinsi-propinsi yang<br />

bertetangga dengan propinsi Nanggroe Aceh<br />

Darurssalam untuk melakukan aksi<br />

penyerangan terhadap kantong-kantong<br />

pertahanan GAM. Untuk mendukung<br />

penyerbuan tersebut, Megawati menunjuk<br />

Panglima Komando Daerah Militer setempat<br />

sebagai Penguasa Darurat Militer Daerah<br />

(PDMD), dan memberikan wewenang kepada<br />

PDMD untuk mengambil langkah-langkah<br />

pembatasan terhadap aktivitas penduduk sipil<br />

guna mendukung operasi tempur yang sedang<br />

berjalan. Sejak saat itu, aksi kekerasan terhadap<br />

penduduk sipil di Aceh kembali terjadi dalam<br />

skala yang lebih besar dari sebelumnya. 3<br />

Di Papua, meski pola penanganan Jakarta<br />

atas tuntutan kemerdekaan tidak menggunakan<br />

Tutup Buku dengan “Transitional Justice”?<br />

31

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!