05.05.2015 Views

2004 Human Rights Report - Elsam

2004 Human Rights Report - Elsam

2004 Human Rights Report - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

sejumlah pekerja hak asasi manusia. 27<br />

Di Aceh, dengan menuduh sebagai kaki<br />

tangan pemberontak GAM, militer menangkap<br />

dan memenjarakan sejumlah pekerja hak asasi<br />

manusia. Di Papua, Blokade militer terhadap<br />

wilayah Pegunungan Mulia, pasca peristiwa<br />

pembunuhan penduduk sipil oleh orang-orang<br />

tidak dikenal, membuat sejumlah aktivis hak<br />

asasi manusia yang akan melakukan investigasi<br />

pelanggaran hak asasi manusia gagal untuk<br />

melakukan investigasi karena blokade militer<br />

yang cukup ketat. Di poso, seorang pendeta yang<br />

kerap bersuara keras tentang tindak pelanggaran<br />

hak asasi manusia terhadap penduduk sipil,<br />

kemudian ditangkap, setelah mobil yang<br />

ditumpanginya tiba-tiba ditemukan senjata api<br />

saat pasukan militer dan polisi melakukan<br />

sweeping. Di Ambon, pertengahan 2000, tiga<br />

orang pekerja hak asasi manusia ditangkap oleh<br />

anggota militer karena dituduh sebagai<br />

provokator dan kemudian selama di pos militer<br />

pekerja kemanusiaan tersebut dipukuli hingga<br />

babak belur. 28 Kriminalisasi ini menyebabkan<br />

para pekerja hak asasi manusia di wilayah<br />

konflik terpaksa keluar dari wilayah-wilayah<br />

konflik agar terhindar dari ancaman tersebut.<br />

Tak heran jika kemudian peristiwa-peristiwa<br />

pelanggaran hak asasi manusia di daerah-daerah<br />

konflik sulit untuk diketahui.<br />

Di samping itu, praktik-praktik kekerasan<br />

terhadap para pekerja kemanusiaan juga tidak<br />

hanya terjadi di wilayah konflik saja. Sejumlah<br />

pekerja hak asasi manusia yang secara rutin<br />

melaporkan informasi berkaitan dengan<br />

pelanggaran hak asasi manusia di daerah-daerah<br />

konflik pun juga turut menjadi sasaran dari<br />

tindak kekerasan dan terror dari orang-orang<br />

yang tidak dikenal. Baru-baru ini, seorang tokoh<br />

hak asasi manusia, Munir SH, dibunuh oleh orang<br />

tidak dikenal dalam perjalanan menuju<br />

Belanda untuk melanjutkan studi. Sebelumnya,<br />

Munir dikenal tokoh yang cukup berani untuk<br />

memberitakan peristiwa-peristiwa pelanggaran<br />

hak asasi manusia di wilayah konflik.<br />

RESPON NEGARA ATAS KEJAHATAN<br />

HAK ASASI MANUSIA<br />

Dalih pemberlakuaan kebijakan darurat<br />

militer/sipil di wilayah konflik menjadi tempat<br />

aman para pihak di institusi militer dan Polri<br />

yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi<br />

manusia untuk berlindung dari langkahlangkah<br />

penyelidikan pihak Komnas HAM.<br />

Seolah seperti kebal dari hukum, para perwira<br />

militer/Polri melihat langkah-langkah<br />

penanganan wilayah konflik yang mereka ambil<br />

adalah demi menjaga keutuhan NKRI, sehingga<br />

tidak patut diklaim sebagai pelaku pelanggaran<br />

hak asasi manusia. Di Aceh, penguasa darurat<br />

militer membantah hasil penyelidikan Komnas<br />

HAM dengan dalih informasi-informasi yang<br />

diperoleh tidak berimbang dan lebih berat<br />

memojokkan institusi TNI/Polri. 29 Di Papua,<br />

dengan arogan militer menyangsikan fakta-fakta<br />

penyelidikan yang dilakukan oleh organisasiorganisasi<br />

HAM dan mereka balik menuduh<br />

pihak-pihak yang mengungkap kasus-kasus orang<br />

hilang ini adalah pihak yang mencoba<br />

memperkeruh keadaan atau memojokkan<br />

institusi militer dan polisi. Selanjutnya TNI balik<br />

mengancam akan menuntut pihak-pihak yang<br />

menuduh TNI terlibat dalam peristiwa<br />

pelanggaran hak asasi manusia di Aceh maupun<br />

Papua ke pengadilan. 30 Baru-baru ini, pihak<br />

Penguasa Darurat Sipil dan Pejabat TNI di<br />

Jakarta mengancam akan menuntut balik <strong>Human</strong><br />

<strong>Rights</strong> Watch (HRW) jika informasi adanya<br />

praktik-praktik penyiksaan sejumlah<br />

narapidana politik tidak terbukti. 31 . Sekalipun<br />

banyak informasi awal yang memperkuat<br />

adanya indikasi kejahatan penyiksaan, tidak<br />

membuat pemerintah Indonesia segera<br />

membentuk tim penyelidikan independen<br />

untuk menyelidikan kasus tersebut. Klaim<br />

bahwa pemerintah, terutama TNI dan Polri,<br />

telah membentuk tim penyelidik internal<br />

mereka mengelak desakan pembentukan tim<br />

independen kasus-kasus penyiksaan.<br />

Sikap arogan dari militer inilah yang<br />

kemudian membuat praktik-praktik<br />

pelanggaran hak asasi manusia di wilayah<br />

konflik terus terjadi dan sulit untuk diungkap.<br />

Hingga saat ini minim sekali para pelaku<br />

pelanggaran hak asasi manusia yang berhasil<br />

diadili. Bahkan lolosnya sejumlah perwira<br />

militer dari pengadilan HAM Ad hoc<br />

pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timor,<br />

membuat para perwira yang diduga terlibat<br />

pelanggaran hak asasi manusia di wilayah<br />

Konflik, semakin berani menantang pihakpihak<br />

yang ingin memperkarakannya. Hasil<br />

Tutup Buku dengan “Transitional Justice”?<br />

39

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!