10.07.2015 Views

jurnal - KPPU

jurnal - KPPU

jurnal - KPPU

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, MSusaha yang sehat, sehingga sarat dengan praktik oligopoli dan monopoli,korupsi, kolusi/persekongkolan dan nepotisme.Strategi industrialisasi banyak mengandalkan akumulasi modal, perlindungan(proteksi), dan padat teknologi tinggi telah menimbulkan polarisasi dandualisme dalam proses pembangunan. Fakta menunjukkan bahwa di dalamsektor manufaktur yang modern hidup berdampingan kelompok yang tidakdilindungi (non-protected industry) dan yang dilindungi (protected industry).Dualisme dalam sektor manufaktur tersebut tampak nyata jika dilihat darikinerjanya. Kelompok perusahaan besar dan protektif tumbuh karena fasilitasyang mereka terima, sementara yang lain harus bersaing dengan kemandiriandan daya saingnya.Industri nasional juga berkarakter pada dikotomi antara pelaku-pelaku usahaberorientasi ekspor yang efisien dan pelaku-pelaku usaha yang tidak efisien danberorientasi ke dalam negeri. Pelaku usaha yang tidak efisien dilindungi olehtarif impor yang relatif tinggi dan juga perlindungan bukan-tarif. Konsumenpembeli produk manufaktur di dalam negeri harus membayar lebih tinggidibandingkan tingkat harga internasional. Di lain pihak, kelompok pelakuusaha yang dominan di dalam negeri yang menikmati perlindungan daripemerintah, tidak mampu bersaing dengan produk-produk sejenis dari luarnegeri. Sebagai contoh produk-produk yang dilindungi pada era Orde Baruseperti besi-baja, logam, kertas, dan sebagainya.Dalam derajat tertentu, pembangunan pada masa orde baru, perlu diakuitelah menghasilkan kemajuan-kemajuan ekonomi seperti stabilitas moneter,pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi (rata-rata 7 persen per tahun),peningkatan pendapatan masyarakat disertai dengan pengurangan derajatkemiskinan dan pembentukan modal masyarakat. Suatu hal yang belumbanyak berubah dalam pembangunan ekonomi nasional di era orde baru,atau boleh dikatakan konstan dalam semua perkembangan diuraikan di atas,adalah ketidakberdayaan rakyat dalam mengontrol sumber daya ekonomiIndonesia supaya tidak dipergunakan untuk memupuk modal pribadi denganpraktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat dan cara-carayang mengakibatkan kemiskinan masyarakat dengan dalih nasionalisme/proteksionisme atau pasar bebas.Perekonomian Indonesia menjadi semakin terproteksi dan tidak efisien. Modalasing dibatasi lewat sejumlah kebijakan yang merintangi masuknya merekadalam berbagai sektor perekonomian yang mengharuskan investor asingmengikutsertakan mitra dalam negeri. Pada masa orde baru itu pula, akibatkebijakan pemberian monopoli serta subsidi dan kredit negara secara sangattidak transparan, muncul konglomerat-konglomerat raksasa semacam SalimGroup.Tahun 1980-1985, terjadi lagi perubahan penting dalam perekonomianIndonesia, yaitu berakhirnya boom minyak secara mendadak. Perubahan iniEdisi 4 - Tahun 2010125

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!