Persaingan Usaha Ritel Modern dan Dampaknya Terhadap Pedagang KEcil Tradisionalbarang dari supplier, ke gudang dan kemudian ke tangan konsumen.Semua data ribuan jenis produk teradministrasi secara sistem online.Kedua adalah, penguasaan Larger Stock, kemampuan membeli barangdalam jumlah yang sangat besar dengan tunai dengan harga semurahmungkin (uang tunai mudah didapat dari pinjaman bank). Ketiga,Bisnis Cash Flow. Yakni inti dari bisnis peritel modern, terpusat padaperputaran barang, penerimaan uang secara cash, dan pembayaran kesupplier berjangka waktu 2-3 bulan. Keempat, Partnership control,yaitu kemampuan peritel menentukan kemitraan yang memeras,hampir semua resiko ditanggung oleh mitra. Dan kelima, Right Place,tempat yang strategis. Biasanya bagi peritel yang sudah mempunyainama, tempat yang strategis sangat mudah didapat, umumnya paradeveloper memberikan prioritas penawaran kepada peritel ini untukmenjadi tenant dengan long term contract, pembayaran di belakangdengan harga spesial. 10Memang kenyataannya, untuk gedung atau mal yang di dalamnyaterdapat ritel modern seperti Carefour, akan membawa daya tariksendiri bagi gedung itu di mata orang banyak. Contoh ketika Carefourada di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brojonegoro, KuninganJakarta, hampir setiap hari selalu dibanjiri pengunjung yang datangbaik untuk berbelanja maupun untuk hal lain. Tetapi setelah Carefourpindah ke Ambasador Mall, praktis, gelanggang mahasiswa tersebutsepi sehingga banyak pedagang yang membuka counter akhirnyatutup dan pindah lokasi.Bisnis ritel modern memang lahir dari konsep satisfied and convenientyang ditawarkan kepada customer. Ditambah lagi image yang sengajadibangun secara berkelanjutan untuk meyakinkan audience tentangperlunya satiesfied and convenience tadi. Akibatnya kehadiran gerairitel modern asing seperti Carefour, Hipermart, Giant, Makro, LotteMart dan Ahold, membuat peritel modern lokal terpuruk, bahkanHero yang termasuk peritel modern besar kelas lokal ikut mengalamitekanan dan akhirnya bergabung dengan Giant (Malaysia), sementaraMatahari, terpaksa harus merger dengan group Lippo. 11Kemudian yang tidak bisa dihindari adalah kegiatan promosi besarbesaranbaik melalui media cetak ataupun elektronik yang dilakukanpara peritel modern sebagai bagian dalam menarik dan merawat(maintenance) konsumen, biasanya diikuti dengan kegiatan/programlain, seperti, Big Sale, Cuci Gudang, Diskon khusus dan programevent lainnya (Lebaran, Natal, dan lain-lain).10 Henry Sy, Retail Raksasa dan UKM. http://hdl.handle.net./123456789/106. Juli. 201011 Ibid.78 Jurnal Persaingan USaha
Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MM3.1.c Pemasok Versus Ritel ModernDalam struktur usaha ritel modern, pemasok merupakan ujungtombak dan bagian yang cukup penting bagi peritel, oleh sebab itupemasok harus dijadikan sebagai mitra bisnis untuk memberikanpelayanan terbaiknya kepada konsumen. Namun kenyataannya,pemasok seringkali dijadikan sapi perah guna mendapatkankeuntungan yang sebesar-besarnya oleh pihak peritel dengan jalanmeningkatkan komisinya yang diambil dari peritel. 12Persaingan yang cukup sengit di tingkat bisnis ritel modern belakanganini sedikit banyaknya berdampak kepada hubungan antara periteldan pemasoknya. Perkara No. 02 <strong>KPPU</strong>-L/ 2005 antara PT. SaribogaSnack dengan Carefour adalah contoh dari sebuah persoalan yangterjadi antara peritel dan pemasok. Carefour sebagai terlapor telahmemberlakukan syarat-syarat perdagangan (trading terms) yangmemberatkan pemasok yang akan menjalin hubungan usaha denganterlapor, antara lain; listing fee, minus margin, fixed rebate, paymentterm, regular discount, common assortment cost, opening cost/newstore dan penalty, dimana syarat-syarat tersebut sangat mematikanusaha kecil menengah. Komisi Pengawas Persaingan Usaha selakupengawas menilai bahwa peritel Carefour telah melanggar pasal 19huruf a, dan menghukum Carefour dengan membayar denda sebesarRp 1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) dan sekaligusmenghentikan kegiatan pengenaan persyaratan minus margin kepadapemasok. Upaya Carefour mengajukan banding ke Pengadilan Negeriditolak oleh majelis hakim, begitu juga Mahkamah Agung mematahkanusaha kasasi Carefour dan kembali menguatkan putusan <strong>KPPU</strong>. 13Persoalan antara peritel dengan pemasok, dimana peritel dominan dalammenentukan segala sesuatu terhadap pemasok, seperti pemberlakuantrading terms di atas, jelas bertentangan dengan aturan-aturan yangdikeluarkan oleh pemerintah, yakni UU No. 20 Tahun 2008 dan PeraturanMenteri Perdagangan No. 53 tahun 2008, yang lebih mengutamakanterciptanya kemitraan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan.3.2 DAMPAK PERSAINGAN RITEL MODERN TERHADAPPEDAGANG KECIL TRADISIONALDari studi pustaka diperoleh data hasil kajian dan penelitian tentang dampakpersaingan antar ritel modern terhadap pedagang kecil tradisional. Sebelum penulislebih lanjut menguraikan fakta dari hasil kajian dan penelitian, perlu disampaikandulu perbedaan karakteristik antara Pasar Tradisional dengan Pasar Modern.12 Kondisi Persaingan Bisnis Ritel Modern di Indonesia, PT. Visidata Riset Indonesia, 200513 Laporan semester 1 (satu) <strong>KPPU</strong>. Tahun 2008Edisi 4 - Tahun 201079
- Page 3 and 4:
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHAREP
- Page 5 and 6:
Daftar isi131531496589107121Editori
- Page 7 and 8:
Jurnal Komisi Edisi 4 kali ini meng
- Page 9 and 10:
Edisi 4 - Tahun 20101
- Page 11 and 12:
DR. Sukarmi, SH, MHSebagaimana tela
- Page 13 and 14:
DR. Sukarmi, SH, MH1. Program pengu
- Page 15 and 16:
DR. Sukarmi, SH, MHmekanisme pasar
- Page 17 and 18:
DR. Sukarmi, SH, MHse illegal tidak
- Page 19 and 20:
DR. Sukarmi, SH, MHHukum persaingan
- Page 21 and 22:
Edisi 4 - Tahun 201013
- Page 23 and 24:
DR. Sukarmi, SH, MHharmonis antara
- Page 25 and 26:
DR. Sukarmi, SH, MHBab IITINJAUAN T
- Page 27 and 28:
DR. Sukarmi, SH, MHB. METODE PENULI
- Page 29 and 30:
DR. Sukarmi, SH, MH(state auxiliary
- Page 31 and 32:
DR. Sukarmi, SH, MHadanya pemidanan
- Page 33 and 34:
DR. Sukarmi, SH, MHmenggunakan land
- Page 35 and 36: DR. Sukarmi, SH, MHBab IVPENUTUPA.
- Page 37 and 38: Edisi 4 - Tahun 201029
- Page 39 and 40: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 41 and 42: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 43 and 44: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 45 and 46: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 47 and 48: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 49 and 50: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 51 and 52: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 53 and 54: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 55 and 56: Edisi 4 - Tahun 201047
- Page 57 and 58: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)dan seba
- Page 59 and 60: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)terhadap
- Page 61 and 62: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)perekono
- Page 63 and 64: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)Regulasi
- Page 65 and 66: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)penyalah
- Page 67 and 68: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)seperti
- Page 69 and 70: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)DAFTAR P
- Page 71 and 72: Edisi 4 - Tahun 201063
- Page 73 and 74: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMt
- Page 75 and 76: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMB
- Page 77 and 78: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMa
- Page 79 and 80: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MM3
- Page 81 and 82: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MM3
- Page 83 and 84: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMp
- Page 85: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMk
- Page 89 and 90: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMg
- Page 91 and 92: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMp
- Page 93 and 94: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMp
- Page 95 and 96: Edisi 4 - Tahun 201087
- Page 97 and 98: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 99 and 100: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 101 and 102: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 103 and 104: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 105 and 106: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 107 and 108: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 109 and 110: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 111 and 112: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 113 and 114: Edisi 4 - Tahun 2010105
- Page 115 and 116: Ir. H. Tadjuddin NoersaidPada suatu
- Page 117 and 118: Ir. H. Tadjuddin NoersaidB. TUJUAN
- Page 119 and 120: Ir. H. Tadjuddin NoersaidBadan PBB
- Page 121 and 122: Ir. H. Tadjuddin Noersaidjuga berar
- Page 123 and 124: Ir. H. Tadjuddin Noersaiddapat meng
- Page 125 and 126: Ir. H. Tadjuddin NoersaidBab IVPENU
- Page 127 and 128: Edisi 4 - Tahun 2010119
- Page 129 and 130: Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 131 and 132: Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 133 and 134: Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 135 and 136: Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 137 and 138:
Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 139 and 140:
Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 141 and 142:
Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 143 and 144:
Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M