10.07.2015 Views

jurnal - KPPU

jurnal - KPPU

jurnal - KPPU

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Penggunaan Analisis Ekonomi dalam Mendeteksi KartelBerdasarkan Hukum Persaingan UsahaC. ANALISIS EKONOMI DALAM MENDETEKSI KARTELSeperti disebutkan di muka, bahwa salah satu metode Proaktif adalahpenggunaan analisis ekonomi untuk mendeteksi kartel. Penggunaan analisisekonomi dalam kartel artinya adalah studi atau metodologi ekonomi gunamendukung identifikasi faktor-faktor yang dapat diindikasikan sebagai kolusifatau pasar-pasar yang memfasilitasi terbentuknya perilaku yang kolusif.Secara umum analisis ekonomi dapat dibagi menjadi dua metodologi,yakni Pendekatan Structural (structural approach) dan Pendekatan Perilaku(behavioural approach). Pendekatan Struktural meliputi identifikasi pasardengan karakteristik yang kondusif untuk melakukan tindakan kolusif.Dalam beberapa studi atau literatur ekonomi dapat diidentifikasikan beberapafaktor terkait dengan struktur pasar dan kekuatan pasar yang mendorongatau memfasilitasi terbentuknya perilaku kartel. Faktor-faktor ini dapatdijadikan sebagai indikasi terbentuknya suatu kartel. Sebagai contoh misalnyaterbentuknya kartel dalam suatu pasar akan mudah terjadi jika pasar terdiriatas beberapa pelaku usaha, dengan produk yang homogen, dan permintaan(demand) yang stabil.Peraturan <strong>KPPU</strong> Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pasal 11tentang Kartel Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan PraktekMonopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (selanjutnya disebut denganPerkom No. 4/2010) menyatakan, terdapat beberapa faktor Struktural, yakni:1. Tingkat konsentrasi dan jumlah perusahaan;Jumlah pelaku usaha di pasar sejenis yang relatif sedikit memudahkanterbentuknya suatu kartel. Guna mengukur tingkat konsentrasi pasar,dapat digunakan metode seperti CR4 (concentration ratio atas 4 pelakuterbesar di pasar bersangkutan) dan HHI (Herfindahl-Hirschman Index),yang merupakan indikator baik untuk melihat apakah secara struktural,pasar tertentu mendorong terbentuknya kartel.2. Ukuran perusahaan;Kartel akan lebih mudah terbentuk jika pelaku utama atau pelopornyaadalah beberapa perusahaan yang memiliki ukuran setara. Dengan demikianpembagian kuota produksi atau tingkat harga yang disepakati dapat dicapaidengan lebih mudah, karena kapasitas produksi dan tingkat biaya produksisemua perusahaan tersebut tidak berbeda jauh.3. Homogenitas produk;Produk yang homogen, baik berupa barang atau jasa, menyebabkanpreferensi konsumen terhadap seluruh produk tidak berbeda jauh. Halini menjadikan persaingan harga sebagai satu-satunya variable persainganyang efektif. Dengan demikian dorongan para pengusaha untuk bersepakatmembentuk kartel akan semakin kuat untuk menghindari perang hargayang menghancurkan laba mereka. Dalam hal ini, <strong>KPPU</strong> dapat melakukan36 Jurnal Persaingan USaha

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!