Persaingan Usaha Ritel Modern dan Dampaknya Terhadap Pedagang KEcil TradisionalBab IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG PENELITIANMENEMPATKAN pasar ritel modern bersaing dengan pasar tradisional,tidaklah tepat, yang tepat adalah ritel modern dengan ritel modern, riteltradisional dengan ritel tradisional. Tapi yang menjadi persoalannya adalahperitel modern ada dan mengambil bagian dalam kehidupan pasar tradisional,sasaran pembeli pasar tradisional juga dibidik oleh pasar ritel modern. Hampirsemua pasar tradisional mengalami penurunan omzet sampai 75%, bahkanada pedagang yang dalam satu harinya untuk mendapatkan Rp 50.000,- sudahsusah. Di DKI Jakarta, pada tahun 2004 saja ada 7 pasar sudah dilikuidasi(Blora, Cilincing, Cipinang Besar, Kramat Jaya, Muncang, Prumpung Tengah,dan Sinar Utara). Di Tangerang, dari 9.392 kios dan los yang ada, sebanyak5.908 kios dan los tutup (sumber PD. Pasar Niaga Kerta Raharja).Secara kasat mata oleh kita, tidak sedikit peritel modern berdiri sangat dekatdengan lokasi pasar tradisional, sebut misalnya di Mampang Prapatan, disanaterdapat peritel modern Hero Supermarket, dan Golden Truly yang sekarangmenjadi Alfa, kemudian di dekat pasar induk Cipinang, selang 100 M terdapatIndogrosir. Belum lagi peritel-peritel dalam bentuk mini market, di Setiabudimisalnya, di pasar tradisional Mencos Karet (PD. Pasar Jaya) kurang dari 500M terdapat Alfa Mart. Sehingga banyak pedagang di pasar tradisional merasabahwa pendapatan mereka turun dari tahun ke tahun. Penurunan pendapatanini dikarenakan banyaknya pelanggan mereka yang lebih memilih berbelanjadi ritel modern tersebut daripada berbelanja di pasar tradisional.Di sisi lain, pemerintah selaku penguasa, pengatur, sekaligus pengawas, telahmengeluarkan peraturan-peraturan seperti UU No. 20 tahun 2008 TentangUsaha Mikro, Kecil & Menengah, sebagai bentuk usaha pemberdayaanekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategisuntuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang semakin seimbang,berkembang dan berkeadilan, melalui iklim usaha yang kondusif, pemberiankesempatan berusaha, dukungan, perlindungan dan pengembangan usahaseluas-luasnya. Kemudian Peraturan Menteri Perdagangan No. 53/M-DAG/PER/12/2008 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisonal,Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern yang mengatur tentang izin pendirian64 Jurnal Persaingan USaha
Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMtoko modern, kemitraan usaha dalam bentuk kerjasama dengan UMKM.Ditambah dengan Peraturan Daerah (Perda) No. 2 tahun 2002, tentangPerpasaran Swasta di provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang mengaturdiantaranya, jarak pendirian antara pasar modern dengan pasar tradisionalberikut jam kerja (jam buka toko).Tetapi kenyataan di lapangan terjadi banyak persoalan-persoalan yang timbulsebagai bentuk pelanggaran oleh pasar modern dan berakibat sebagaimanatersebut diatas. Apakah bentuk pengawasan yang kurang, atau ada unsurkesengajaan dari pelaku usaha pasar modern dalam melakukan praktek bisnis.Inilah yang menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian “ Persaingan UsahaRitel Modern dan Dampaknya Terhadap Pedagang Kecil Tradisional”.1.2 PERUMUSAN MASALAHa. Sejauh mana persaingan sesama ritel modern berdampak terhadap pasartradisional.b. Faktor dominan apa yang mempengaruhi persaingan di industri ritel.c. Apakah persaingan yang terjadi dapat menumbuhkembangkan usahayang Sehat.1.3 TUJUANTujuan dari penulisan ini diharapkan dapat menjawab persoalan-persoalanmengenai:a. Dampak langsung atau tidak langsung dari sebuah persaingan industriritel modern.b. Sejauh mana regulasi dan peraturan yang ada dapat mengatasi persainganyang tidak seimbang.c. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui iklim usaha yang sehat,dinamis dan berkelanjutan.1.4 KEGUNAANTulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pertumbuhandunia industri ritel di tengah persaingan yang sangat tinggi, sebagai masukanatas apa yang terjadi, yang selanjutnya menjadi perhatian pemerintah selakuregulator dan pelaku usaha dalam menyikapi dampak yang timbul danberkembang di tengah pergulatan persaingan yang semakin hari semakindinamis.Edisi 4 - Tahun 201065
- Page 3 and 4:
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHAREP
- Page 5 and 6:
Daftar isi131531496589107121Editori
- Page 7 and 8:
Jurnal Komisi Edisi 4 kali ini meng
- Page 9 and 10:
Edisi 4 - Tahun 20101
- Page 11 and 12:
DR. Sukarmi, SH, MHSebagaimana tela
- Page 13 and 14:
DR. Sukarmi, SH, MH1. Program pengu
- Page 15 and 16:
DR. Sukarmi, SH, MHmekanisme pasar
- Page 17 and 18:
DR. Sukarmi, SH, MHse illegal tidak
- Page 19 and 20:
DR. Sukarmi, SH, MHHukum persaingan
- Page 21 and 22: Edisi 4 - Tahun 201013
- Page 23 and 24: DR. Sukarmi, SH, MHharmonis antara
- Page 25 and 26: DR. Sukarmi, SH, MHBab IITINJAUAN T
- Page 27 and 28: DR. Sukarmi, SH, MHB. METODE PENULI
- Page 29 and 30: DR. Sukarmi, SH, MH(state auxiliary
- Page 31 and 32: DR. Sukarmi, SH, MHadanya pemidanan
- Page 33 and 34: DR. Sukarmi, SH, MHmenggunakan land
- Page 35 and 36: DR. Sukarmi, SH, MHBab IVPENUTUPA.
- Page 37 and 38: Edisi 4 - Tahun 201029
- Page 39 and 40: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 41 and 42: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 43 and 44: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 45 and 46: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 47 and 48: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 49 and 50: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 51 and 52: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 53 and 54: DR. Anna Maria Tri Anggraini, SH, M
- Page 55 and 56: Edisi 4 - Tahun 201047
- Page 57 and 58: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)dan seba
- Page 59 and 60: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)terhadap
- Page 61 and 62: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)perekono
- Page 63 and 64: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)Regulasi
- Page 65 and 66: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)penyalah
- Page 67 and 68: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)seperti
- Page 69 and 70: Benny Pasaribu, PhD. (Ekon)DAFTAR P
- Page 71: Edisi 4 - Tahun 201063
- Page 75 and 76: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMB
- Page 77 and 78: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMa
- Page 79 and 80: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MM3
- Page 81 and 82: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MM3
- Page 83 and 84: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMp
- Page 85 and 86: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMk
- Page 87 and 88: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MM3
- Page 89 and 90: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMg
- Page 91 and 92: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMp
- Page 93 and 94: Ir. Dedie S. Martadisastra, SE, MMp
- Page 95 and 96: Edisi 4 - Tahun 201087
- Page 97 and 98: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 99 and 100: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 101 and 102: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 103 and 104: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 105 and 106: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 107 and 108: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 109 and 110: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 111 and 112: DR. Ir. H. Ahmad Ramadhan Siregar,
- Page 113 and 114: Edisi 4 - Tahun 2010105
- Page 115 and 116: Ir. H. Tadjuddin NoersaidPada suatu
- Page 117 and 118: Ir. H. Tadjuddin NoersaidB. TUJUAN
- Page 119 and 120: Ir. H. Tadjuddin NoersaidBadan PBB
- Page 121 and 122: Ir. H. Tadjuddin Noersaidjuga berar
- Page 123 and 124:
Ir. H. Tadjuddin Noersaiddapat meng
- Page 125 and 126:
Ir. H. Tadjuddin NoersaidBab IVPENU
- Page 127 and 128:
Edisi 4 - Tahun 2010119
- Page 129 and 130:
Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 131 and 132:
Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 133 and 134:
Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 135 and 136:
Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 137 and 138:
Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 139 and 140:
Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 141 and 142:
Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M
- Page 143 and 144:
Prof. Dr. Tresna P. Soemardi, SE, M