You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Karena komponen ke-dua, yaitu komponen harmonisa total, merupakan<br />
gabungan dari seluruh harmonisa yang masih diperhitungkan, maka<br />
komponen ini tidak kita gambarkan diagram fasornya; kita hanya<br />
menyatakan nilai efektifnya saja walaupun kalau kita gambarkan<br />
kurvanya di kawasan waktu bisa terlihat perbedaan fasa yang mungkin<br />
terjadi antara tegangan fundamental dan arus harmonisa total.<br />
7.4. Sumber Tegangan Sinusiodal Dengan Beban onlinier<br />
Sebagaimana dijelaskan di bab sebelumnya, pembebanan nonlinier<br />
terjadi bila sumber dengan tegangan sinus mencatu beban dengan arus<br />
nonsinus. Arus nonsinus mengalir karena terjadi pengubahan arus oleh<br />
pengubah arus, seperti misalnya penyearah atau saklar sinkron. Dalam<br />
analisis di kawasan fasor pada pembebanan non linier ini kita perlu<br />
memperhatikan hal-hal berikut ini.<br />
7.4.1. Daya Kompleks<br />
Sisi Beban. Jika tegangan pada suatu beban memiliki nilai efektif V brms V<br />
dan arus nonsinus yang mengalir padanya memiliki nilai efektif I brms A,<br />
maka beban ini menyerap daya kompleks sebesar<br />
S b = Vbrms<br />
× Ibrms<br />
VA<br />
(7.2)<br />
Kita ingat pengertian mengenai daya kompleks yang didefinisikan pada<br />
persamaan (14.9) di Bab-14 sebagai S = VI . Definisi ini adalah untuk<br />
sinyal sinus murni. Dalam hal sinyal nonsinus kita tidak menggambarkan<br />
fasor arus harmonisa total sehingga mengenai daya kompleks hanya bisa<br />
menyatakan besarnya, yaitu persamaan (7.2), tetapi kita tidak<br />
menggambarkan segitiga daya. Segitiga daya dapat digambarkan hanya<br />
untuk komponen fundamental.<br />
Sisi Sumber. Daya kompleks |S s | yang diberikan oleh sumber tegangan<br />
sinus vs<br />
= Vsm<br />
sin ωt<br />
V yang mengeluarkan arus nonsinus bernilai<br />
efektif<br />
2 2<br />
s1rms<br />
shrms<br />
I = I + I A adalah<br />
srms<br />
Vsm<br />
S s = Vsrms<br />
× I srms = × I srms VA<br />
(7.3)<br />
2<br />
*<br />
136 Sudaryatno Sudirham, <strong>Analisis</strong> <strong>Rangkaian</strong> Listrik (3)