08.02.2014 Views

Analisis Rangkaian Elektrik

Analisis Rangkaian Elektrik

Analisis Rangkaian Elektrik

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

fluksi magnit yang dibangkitkan tersebut akan melingkupi baik belitan<br />

primer maupun sekunder. Selisih antara fluksi yang dibangkitkan<br />

oleh belitan primer dengan fluksi bersama (yaitu fluksi yang melingkupi<br />

kedua belitan) disebut<br />

fluksi bocor. Fluksi bocor<br />

ini hanya melingkupi<br />

belitan primer saja dan<br />

tidak seluruhnya berada<br />

dalam inti transformator<br />

tetapi juga melalui udara.<br />

(Lihat Gb.2.3). Oleh<br />

karena itu reluktansi yang<br />

dihadapi oleh fluksi bocor<br />

ini praktis adalah<br />

V s<br />

≈<br />

Gb.2.3. Transformator tak berbeban.<br />

Fluksi bocor belitan primer.<br />

reluktansi udara. Dengan demikian fluksi bocor tidak mengalami gejala<br />

histerisis sehingga fluksi ini sefasa dengan arus magnetisasi. Hal ini<br />

ditunjukkan dalam diagram fasor Gb.2.2.b.<br />

Fluksi bocor, secara tersendiri akan membangkitkan tegangan induksi di<br />

belitan primer (seperti halnya φ menginduksikan E 1 ). Tegangan induksi<br />

ini 90 o mendahului φ l1 (seperti halnya E 1 90 o mendahului φ) dan dapat<br />

dinyatakan sebagai suatu tegangan jatuh ekivalen, E l1 , di rangkaian<br />

primer dan dinyatakan sebagai<br />

E l 1 = jI f X 1<br />

(2.6)<br />

dengan X 1 disebut reaktansi bocor rangkaian primer. Hubungan tegangan<br />

dan arus di rangkaian primer menjadi<br />

V E I R El E I + I<br />

1 = 1 + 1 1 + 1 = 1 + 1R1<br />

j 1X1<br />

(2.7)<br />

Diagram fasor dengan memperhitungkan adanya fluksi bocor ini adalah<br />

Gb.2.2.b.<br />

Transformator Berbeban. <strong>Rangkaian</strong> transformator berbeban resistif, R B ,<br />

diperlihatkan oleh Gb.2.4. Tegangan induksi E 2 (yang telah timbul dalam<br />

keadaan tranformator tidak berbeban) akan menjadi sumber di rangkaian<br />

sekunder dan memberikan arus sekunder I 2 . Arus I 2 ini membangkitkan<br />

fluksi yang berlawanan arah dengan fluksi bersama φ dan sebagian akan<br />

bocor (kita sebut fluksi bocor sekunder).<br />

I f<br />

φ l1<br />

φ<br />

E 2<br />

32 Sudaryatno Sudirham, <strong>Analisis</strong> <strong>Rangkaian</strong> Listrik (3)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!