Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
P h rugi histerisis [watt], w h luas loop kurva histerisis dalam<br />
[joule/m 3 .siklus], v volume, f frekuensi. Untuk frekuensi rendah,<br />
Steinmetz memberikan formulasi empiris<br />
n<br />
( K B )<br />
P h = vf h m<br />
(8.8)<br />
di mana B m adalah nilai kerapatan fluksi maksimum, n tergantung dari<br />
jenis bahan dengan nilai yang terletak antara 1,5 sampai 2,5 dan K h yang<br />
juga tergantung jenis bahan (untuk silicon sheet steel misalnya, K h =<br />
0,001). Nilai-nilai empiris ini belum didapatkan untuk frekuensi<br />
harmonisa.<br />
Demikian pula halnya dengan persamaan empiris untuk rugi arus pusar<br />
dalam inti<br />
2 2 2<br />
P e = Ke<br />
f Bm τ v<br />
(8.9)<br />
di mana K e konstanta yang tergantung material, f frekuensi perubahan<br />
fluksi [Hz], B m adalah nilai kerapatan fluksi maksimum, τ ketebalan<br />
laminasi inti, dan v adalah volume material inti.<br />
Rugi Tembaga. Apabila resistansi belitan tidak diabaikan, V ≠ E 1 .<br />
Misalkan resistansi belitan adalah R 1 , maka<br />
= E1 I f R 1<br />
(8.10)<br />
V +<br />
Diagram fasor dari keadaan terakhir, yaitu dengan memperhitungkan<br />
resistansi belitan, diperlihatkan pada Gb.8.6.<br />
E i<br />
I c<br />
I f<br />
I f R 1<br />
I φ<br />
Φ<br />
θ<br />
V<br />
Gb.8.6. Diagram fasor induktor (ada rugi tembaga).<br />
Dalam keadaan ini, daya masuk yang diberikan oleh sumber, selain<br />
untuk mengatasi rugi-rugi inti juga diperlukan untuk mengatasi rugi daya<br />
pada belitan yang kita sebut rugi-rugi tembaga, P cu . Jadi<br />
2<br />
P in = Pc<br />
+ Pcu<br />
= Pc<br />
+ I f R1<br />
= VI f cos θ (8.11)<br />
dengan V dan I f adalah nilai-nilai efektif dan cosθ adalah faktor daya.<br />
173