Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Wiro</strong> sendiri saat itu tegak tak percaya akan keganasan<br />
ilmu yang barusan dikeluarkannya. Seumur hidup baru kali<br />
itu dia melihat kematian sekian banyak orang dengan cara<br />
mengerikan. Tengkuknya terasa dingin.<br />
Seseorang berkelebat. Tahu-tahu Pangeran Muda telah<br />
berdiri di hadapan sang pendekar. Mukanya kelam<br />
membesi, rahang menggembung dan mata menyorot<br />
laksana bara menyala. Didahului satu teriakan dahsyat<br />
Pangeran Muda lancarkan serangan beruntun. Tiga jurus<br />
dihabiskan dalam waktu singkat. Kesemuanya dengan<br />
mengerahkan pukulan mengandung tenaga dalam tinggi.<br />
Setiap terjadi bentrokan lengan <strong>Wiro</strong> merasa sakit<br />
sekali seperti tangannya menghantam batu atos.<br />
Sebaliknya walau berhasil mendesak <strong>Wiro</strong> namun<br />
Pangeran Muda berkelahi dengan perasaan tidak tenang.<br />
Khawatir kalau sewaktu-waktu lawan kembali<br />
mengeluarkan ilmu Membelah Bumi Menyedot Arwah.<br />
Dalam satu gebrakan hebat di jurus ke empat belas,<br />
bentrokan dua lengan untuk kesekian kalinya tak bisa<br />
dihindari. Baik <strong>Wiro</strong> maupun Pangeran Muda sama-sama<br />
terpental beberapa langkah. Sebelum dua kakinya<br />
menyentuh tanah <strong>Wiro</strong> lepas pukulan Tangan Dewa<br />
Menghantam Batu Karang.<br />
Pangeran Muda tersentak kaget ketika mendengar dan<br />
merasakan gemuruh angin luar biasa deras menerpa ke<br />
arah dirinya. Dia palangkan dua lengan di depan kepala<br />
sambil kaki menghentak. Dua larik sinar hitam berkiblat<br />
keluar dari lengan yang bersilang, memapas ganas ke arah<br />
<strong>Wiro</strong>. Inilah ilmu yang disebut Badai di Langit Gempa di<br />
Bumi. Ilmu ini bukan saja dipakai untuk menyerang tapi<br />
sekaligus membentengi diri dari serangan lawan.<br />
Jika saja yang ditangkis Pangeran Muda bukan pukulan<br />
Tangan Dewa Menghantam Karang yang didapat <strong>Wiro</strong> dari<br />
Datuk Rao Basaluang Ameh, niscaya saat itu <strong>Wiro</strong> sudah<br />
terpental semburkan darah.<br />
Pangeran Muda berseru kaget ketika ada gelombang<br />
angin menindih dirinya. Dua tangan yang bersilang bergetar