19.11.2012 Views

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

serangan Ular Naga Menggelung Bukit.<br />

Breett!<br />

Baju hitam yang dikenakan Sinto Gendeng robek besar<br />

di bagian dada kiri. Walau lima jari tangan lawan tidak<br />

sampai menyentuh kulit dadanya namun hawa sakti dan<br />

ganas yang terkandung dalam serangan itu membuat<br />

tubuh Sinto Gendeng tergoncang keras. Dia merasa tulangtulang<br />

iganya seperti remuk dan jantungnya seolah hendak<br />

terbongkar keluar! Dia coba bertahan. Tapi justru darah<br />

menyembur dari mulut. Didahului satu jeritan keras Sinto<br />

Gendeng tusukkan patahan tongkat ke bahu kanan Ni<br />

Serdang Besakih. Kini gantian nenek berhidung bengkok<br />

ini yang berteriak kesakitan lalu melompat jauhkan diri dari<br />

lawan sambil berteriak.<br />

“Keparat setan alas! Terima kematianmu!” Sinto<br />

Gendeng berteriak. Tangan kanannya diangkat ke atas.<br />

Sebatas siku ke bawah tangan itu berubah warna menjadi<br />

perak berkilat.<br />

“Pukulan Sinar Matahari!” teriak Ni Serdang Besakih<br />

dan cepat menyingkir.<br />

Wuss!<br />

Sinar putih menyilaukan disertai sambaran hawa panas<br />

luar biasa berkiblat. Ni Serdang Besakih yang sudah tahu<br />

bahaya dan cepat menyingkir selamat dari hantaman<br />

pukulan sakti. Namun nasib sial menimpa Kecik Turangga<br />

alias Hantu Buta Senja. Selagi dia bingung kelabakan<br />

karena tak dapat melihat, Pukulan Sinar Matahari datang<br />

menghantam. Tokoh Keraton Kaliningrat ini mencelat<br />

sampai dua tombak. Tubuh tergelimpang di tanah,<br />

mengepulkan asap. Begitu kepulan asap lenyap kelihatan<br />

sosoknya teronggok putih seperti gundukan kapur!<br />

Ni Serdang Besakih merinding pucat melihat apa yang<br />

terjadi dengan diri kambratnya itu. Rencana pertama gagal<br />

sudah! Rencana kedua harus dilaksanakan. Nenek ini<br />

berteriak.<br />

“Embah Bejigur! Kau tunggu apa lagi?!”<br />

Belum lenyap gema teriakan Ni Serdang Besakih, tiba-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!