You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
erpaling pada Iblis Pemabuk. “Iblis Pemabuk, sebenarnya<br />
kau hendak menuju ke mana?”<br />
“Kami dalam perjalanan ke Plaosan. Tapi Cah ayu ini<br />
selalu berjalan duluan. Untung tadi aku tidak terlambat<br />
datang. Kalau tidak dia sudah konyol saat ini.”<br />
“Ada apa di Plaosan?” <strong>Wiro</strong> bertanya lagi.<br />
“Orang-orang Keraton Kaliningrat kabarnya ada di situ.”<br />
Lalu Iblis Pemabuk mendekati, menepuk bahu kanan <strong>Wiro</strong><br />
yang terluka akibat percikan minuman keras yang tadi<br />
disemburkan Wulan Srindi. Saat itu juga dua lobang luka<br />
menjadi kering. Sambil menepuk Iblis Pemabuk berbisik<br />
pada <strong>Wiro</strong>. “<strong>Murid</strong>ku diperkosa dua orang anggota Keraton<br />
Kaliningrat. Yang satu berhasil kami bunuh. Satunya saat<br />
ini mungkin berada di Plaosan. Kabarnya orang-orang<br />
Keraton Kaliningrat ada di sana. Sudah, aku pergi<br />
sekarang!”<br />
“Iblis Pemabuk, saya sangat berterima kasih.”<br />
Iblis Pemabuk tarik tangan Wulan Srindi. Yang ditarik<br />
berusaha berontak sambil berteriak-teriak. “Aku mau ikut<br />
suamiku! Aku mau ikut <strong>Wiro</strong>. Lepaskan! Lepaskan!” Namun<br />
akhirnya gadis muka putih itu terpaksa ikut juga bersama<br />
gurunya.<br />
“Guru mertuamu tampaknya sangat baik padamu.” Nyi<br />
Retno keluarkan ucapan ketika <strong>Wiro</strong> mendatanginya.<br />
“Guru mertua? Maksudmu?” <strong>Wiro</strong> tak mengerti namun<br />
begitu sadar meledak tawanya.<br />
“Kau kelihatan luar biasa gembira,” Nyi Retno kembali<br />
menggoda. “Apa karena mertuamu juga menyusupkan<br />
tusuk konde perak itu ke pinggang bajumu?”<br />
<strong>Wiro</strong> terkejut dan memeriksa bajunya. Astaga! Ternyata<br />
tusuk konde milik Eyang Sinto Gendeng yang tadi tersemat<br />
di dada kiri Wulan Srindi kini tersemat di pinggang baju<br />
yang dikenakannya.<br />
“Aku tidak tahu bagaimana kejadiannya...” kata <strong>Wiro</strong><br />
sambil garuk-garuk kepala.<br />
“Sebelum Iblis Pemabuk mendekatimu, dia lebih dulu<br />
mengambil tusuk konde. Dia lalu menepuk bahumu, bicara