19.11.2012 Views

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

erpaling pada Iblis Pemabuk. “Iblis Pemabuk, sebenarnya<br />

kau hendak menuju ke mana?”<br />

“Kami dalam perjalanan ke Plaosan. Tapi Cah ayu ini<br />

selalu berjalan duluan. Untung tadi aku tidak terlambat<br />

datang. Kalau tidak dia sudah konyol saat ini.”<br />

“Ada apa di Plaosan?” <strong>Wiro</strong> bertanya lagi.<br />

“Orang-orang Keraton Kaliningrat kabarnya ada di situ.”<br />

Lalu Iblis Pemabuk mendekati, menepuk bahu kanan <strong>Wiro</strong><br />

yang terluka akibat percikan minuman keras yang tadi<br />

disemburkan Wulan Srindi. Saat itu juga dua lobang luka<br />

menjadi kering. Sambil menepuk Iblis Pemabuk berbisik<br />

pada <strong>Wiro</strong>. “<strong>Murid</strong>ku diperkosa dua orang anggota Keraton<br />

Kaliningrat. Yang satu berhasil kami bunuh. Satunya saat<br />

ini mungkin berada di Plaosan. Kabarnya orang-orang<br />

Keraton Kaliningrat ada di sana. Sudah, aku pergi<br />

sekarang!”<br />

“Iblis Pemabuk, saya sangat berterima kasih.”<br />

Iblis Pemabuk tarik tangan Wulan Srindi. Yang ditarik<br />

berusaha berontak sambil berteriak-teriak. “Aku mau ikut<br />

suamiku! Aku mau ikut <strong>Wiro</strong>. Lepaskan! Lepaskan!” Namun<br />

akhirnya gadis muka putih itu terpaksa ikut juga bersama<br />

gurunya.<br />

“Guru mertuamu tampaknya sangat baik padamu.” Nyi<br />

Retno keluarkan ucapan ketika <strong>Wiro</strong> mendatanginya.<br />

“Guru mertua? Maksudmu?” <strong>Wiro</strong> tak mengerti namun<br />

begitu sadar meledak tawanya.<br />

“Kau kelihatan luar biasa gembira,” Nyi Retno kembali<br />

menggoda. “Apa karena mertuamu juga menyusupkan<br />

tusuk konde perak itu ke pinggang bajumu?”<br />

<strong>Wiro</strong> terkejut dan memeriksa bajunya. Astaga! Ternyata<br />

tusuk konde milik Eyang Sinto Gendeng yang tadi tersemat<br />

di dada kiri Wulan Srindi kini tersemat di pinggang baju<br />

yang dikenakannya.<br />

“Aku tidak tahu bagaimana kejadiannya...” kata <strong>Wiro</strong><br />

sambil garuk-garuk kepala.<br />

“Sebelum Iblis Pemabuk mendekatimu, dia lebih dulu<br />

mengambil tusuk konde. Dia lalu menepuk bahumu, bicara

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!