19.11.2012 Views

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

denganmu. Saat itulah tanpa diketahui perempuan gila itu,<br />

tusuk konde disusupkan ke bajumu. Iblis Pemabuk juga<br />

menyembuhkan dua lubang luka di bahumu dengan<br />

tepukannya tadi. Walau ujudnya sangat menyeramkan tapi<br />

dia benar-benar orang baik.”<br />

“Kau betul Nyi Retno. Iblis Pemabuk orang baik. Tapi<br />

dia bukan guru mertuaku,” kata <strong>Wiro</strong> sambil garuk-garuk<br />

kepala.<br />

“Betul? Jangan-jangan kau berdusta,” kata Nyi Retno<br />

pula.<br />

Merasa digoda <strong>Wiro</strong> tertawa gelak-gelak, tangkap<br />

pinggang perempuan mungil berwajah cantik ini, dipanggul<br />

lalu dilarikan.<br />

“Hai! Mengapa kau lari ke jurusan sini? Ini arah larinya<br />

guru mertuamu!” teriak Nyi Retno Mantili. “Pasti kau mau<br />

mengejarnya! Atau mungkin juga mengejar anak muridnya!<br />

Hik... hik... hik!”<br />

Sambil lari <strong>Wiro</strong> gelitiki pinggang Nyi Retno berulang kali<br />

hingga perempuan ini tertawa keras kegelian.<br />

“Nyi Retno, jangan kau salah mengira. Ingat surat daun<br />

lontar yang diberikan kusir gerobak?”<br />

“Saya ingat. Memangnya kenapa?”<br />

“Orang-orang Keraton Kaliningrat meminta saya datang<br />

ke Candi Pangestu di Plaosan. Tadi Iblis Pemabuk<br />

mengatakan ingin ke Plaosan karena mau mencari<br />

pemerkosa muridnya yang orang Keraton Kaliningrat. Nyi<br />

Retno keberatan kalau kita mengikuti mereka?”<br />

Nyi Retno diam saja.<br />

“Ah, dia cemburu,” ucap <strong>Wiro</strong> dalam hati. Lalu berkata.<br />

“Kalau Nyi Retno tidak suka, saya tidak memaksa.”<br />

“<strong>Wiro</strong>, turunkan saya...”<br />

<strong>Wiro</strong> hentikan lari. Nyi Retno turun dari gendongan <strong>Wiro</strong>.<br />

Sambil mendekap boneka kayu ke dada dia berkata<br />

perlahan.<br />

“<strong>Wiro</strong>, jika kau ingin pergi ke mana kau suka silahkan<br />

saja. Saya tidak bisa melarang. Tinggalkan saya dan<br />

Kemuning di tempat ini.”

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!