19.11.2012 Views

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

panjang. Tangan itu kemudian diangkat kembali sambil<br />

kerahkan seperlima tenaga dalam. Lalu dia memukul ke<br />

bawah.<br />

Byaarr!<br />

Hantaman pukulan Dewa Topan Menggusur Gunung<br />

yang didapatnya Dari Tua Gila membuat tanah terbongkar<br />

ke udara membentuk sebuah lobang cukup besar dan<br />

dalam untuk kuburan Djaka Tua.<br />

Karena keadaan jenazah Djaka Tua yang sangat rusak<br />

tak mungkin <strong>Wiro</strong> memanggul atau menggendong mayat<br />

itu untuk dimasukkan ke dalam lobang. Walau hatinya<br />

tidak tega namun dia terpaksa menarik tali yang masih<br />

mengikat kedua kaki Djaka Tua hingga akhirnya mayat<br />

pembantu itu terseret demikian rupa lalu terguling masuk<br />

ke dalam lobang.<br />

Sambil menangis Nyi Retno Mantili peluki boneka kayu,<br />

membantu <strong>Wiro</strong> menimbun tanah ke dalam lobang.<br />

“<strong>Wiro</strong>, siapa menurutmu yang begitu keji membunuh<br />

pengasuh anakku Kemuning?” tanya Nyi Retno Mantili.<br />

“Saya tidak dapat memastikan Nyi Retno. Namun saya<br />

menaruh curiga. Sebelum berangkat ke Gunung Gede,<br />

pada saat berpisah dengan Djaka Tua, saya minta dia pergi<br />

ke sini. Pondok ini milik Ki Tambakpati. Seorang ahli<br />

pengobatan patah tulang. Nyi Retno ingat orang bernama<br />

Cagak Lenting, orang keraton yang katanya mengemban<br />

tugas dari Patih Kerajaan untuk mencari Djaka Tua?”<br />

“Saya ingat.” Jawab Nyi Retno.<br />

“Orang itu mungkin melapor pada Patih Kerajaan lalu<br />

mendatangi tempat ini.”<br />

kotarajaJika terbukti dia yang membunuh pengasuh<br />

anak saya, saya akan cari dia sampai dapat dan<br />

membunuhnya.kotaraja Suara Nyi Retno penuh geram<br />

namun sepasang mata tampak berkaca-kaca.<br />

<strong>Wiro</strong> pegang bahu Nyi Retno.<br />

kotarajaNyi Retno, kita pasti akan mengetahui siapa<br />

pembunuh Djaka Tua.kotaraja <strong>Wiro</strong> lalu ingat sesuatu. Dia<br />

memandang ke arah pondok. kotarajaKi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!