You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Gadis muka putih itu ingat apa yang dilakukan Iblis<br />
Pemabuk ketika dia mengalami cidera akibat pukulan<br />
Memukul Bukit Meremuk Gunung itu. Dia harus melakukan<br />
hal yang sama agar <strong>Wiro</strong> mampu bertahan lebih lama.<br />
Maka dengan cepat dia menotok beberapa bagian tubuh<br />
sang pendekar.<br />
“Apalagi yang harus aku lakukan?” Wulan Srindi<br />
terduduk di tanah. Tiba-tiba gadis ini berkata. “<strong>Wiro</strong>, aku<br />
akan menyeretmu!” Wulan Srindi belum putus asa.<br />
“Kau tidak perlu melakukan itu Wulan. Pergilah...”<br />
Tiba-tiba satu bayangan aneh melayang turun dari atas<br />
pohon besar. Disusul suara perempuan.<br />
“Pendekar 212 <strong>Wiro</strong> <strong>Sableng</strong>. Apakah kau berkenan<br />
menerima pertolonganku?”<br />
<strong>Wiro</strong> angkat kepalanya sedikit sementara Wulan Srindi<br />
memperhatikan dengan mata tak berkesip.<br />
“Siapa?!” Tanya <strong>Wiro</strong>.<br />
“Aku seorang sahabat.”<br />
“Bunga? Ah, kau bukan Bunga. Suaramu lain...”<br />
“Betul, aku memang bukan Bunga.”<br />
Bayangan itu berubah makin jelas, membentuk sosok<br />
seorang perempuan berwajah cantik sekali.<br />
“Bidadari Angin Timur!” <strong>Wiro</strong> setengah berseru dan<br />
mencoba bangkit namun jatuh terbaring kembali.<br />
Makhluk bayangan tersenyum.<br />
TAMAT<br />
Episode Berikutnya: API DI PUNCAK MERAPI