You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
mengambilnya. “Patahan tongkat. Milik siapa?”<br />
Patahan tongkat yang ditemukan Iblis Pemabuk ini<br />
adalah milik Sinto Gendeng yang patah waktu menggebuk<br />
Ni Serdang Besakih.<br />
“Guru! Lekas ke sini!”<br />
Dari arah candi sebelah kiri Wulan Srindi berseru.<br />
Iblis Pemabuk buang patahan tongkat. Ketika dia<br />
mendatangi Wulan Srindi tengah berdiri di depan seonggok<br />
benda putih berbentuk tubuh manusia. Iblis Pemabuk<br />
membungkuk. Telapak tangan kanan dikembangkan lalu<br />
didekatkan pada onggokan benda putih.<br />
“Edan!” Si gemuk pendek yang memakai anting akar<br />
bahar di salah satu cuping hidungnya ini memaki sambil<br />
tarik tangannya.<br />
“Ada apa Guru?” tanya Wulan Srindi.<br />
“Bangkai manusia ini masih panas!” jawab Iblis<br />
Pemabuk. “Pasti dia menemui ajal di tangan musuh<br />
berkepandaian sangat tinggi. Pukulan sakti apa yang telah<br />
membuat tubuhnya menemui ajal mengerikan begini<br />
rupa?”<br />
“Guru, apakah tanda-tanda orang Keraton Kaliningrat<br />
yang kita cari ada di sini?”<br />
Iblis Pemabuk tak menjawab. Matanya kembali melihat<br />
sesuatu di tanah. “Cah Ayu, coba kau perhatikan tandatanda<br />
yang ada di tanah sebelah sini. Sepertinya ada satu<br />
benda diseret ke jurusan sana...”<br />
Wulan Srindi dan Iblis Pemabuk melangkah mengikuti<br />
tanda di tanah.<br />
“Guru, saya menemukan sesuatu!” Sekonyong-konyong<br />
Wulan Srindi berkata lalu membungkuk mengambil sebuah<br />
benda yang tergeletak di tanah. Benda ini ternyata adalah<br />
gulungan surat daun lontar yang terjatuh dari pinggang<br />
Sinto Gendeng. Iblis Pemabuk mengambil gulungan daun<br />
lontar itu lalu membukanya.<br />
“Ada tulisannya,” ucap Iblis Pemabuk.<br />
“Jangan-jangan petunjuk harta karun. Hik... hik... hik!”<br />
Kata Wulan Srindi lalu tertawa cekikikan.