Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
laporan dari Damar Sarka, anggota Keraton Kaliningrat<br />
yang menyamar jadi kusir gerobak yang pernah ditumpangi<br />
<strong>Wiro</strong> dan Nyi Retno. Dalam perjalanan semua pembicaraan<br />
kedua penumpangnya itu secara diam-diam didengar<br />
Damar Sarka, lalu diceritakan pada Pangeran Muda dan Ni<br />
Serdang Besakih.<br />
“Heh? Ni Serdang apa maksudmu dengan ucapan itu?”<br />
tanya Sinto Gendeng dengan mata mendelik.<br />
“Aku sudah membuka kitab, apakah kau ingin aku<br />
membaca isinya?” tanya Ni Serdang Besakih<br />
mempergunakan kata-kata sindiran.<br />
“Orang-orang Keraton Kaliningrat memang pandai<br />
bicara, tapi kurang pandai membujuk! Hik... hik!” Sinto<br />
Gendeng gerakkan tangan kirinya yang memegang tongkat.<br />
Membalikkan dua kelelawar yang dibakar di atas perapian.<br />
“Baunya sungguh sedap. Tapi aneh. Selera makanku tibatiba<br />
hilang! Kalian saja yang menyantap kelelawar ini.<br />
Kubagi seorang satu! Makanlah dengan lahap! Sampai<br />
kenyang!”<br />
Tangan kiri Sinto Gendeng bergerak. Dua kelelawar<br />
panggang mencelat ke udara. Bagaimana Sinto Gendeng<br />
memutar tongkatnya begitu pula dua kelelawar berputarputar<br />
di udara menebar sedap bau daging panggang. Ni<br />
Serdang Besakih dan Kecik Turangga tak sadar<br />
terpengaruh memperhatikan dua kelelawar panggang yang<br />
melayang-layang di udara. Tiba-tiba Sinto Gendeng<br />
sentakkan tongkat di tangan kiri. Mulutnya berseru.<br />
“Makanlah!”<br />
Dua kelelewar panggang yang melayang di udara tibatiba<br />
laksana kilat melesat ke arah dua tokoh Keraton<br />
Kaliningrat.<br />
Plukk! Plukk!<br />
Masing-masing kelelawar jatuh tepat di wajah Ni<br />
Serdang Besakih dan Kecik Turangga. Kedua orang ini<br />
berteriak marah dan juga kesakitan karena kelelawar<br />
panggang itu masih sangat panas. Kulit muka si nenek<br />
melepuh. Topeng yang menutupi wajah Kecik Turangga