19.11.2012 Views

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

menegangkan itu berakhir. Dua gadis cantik berseru<br />

nyaring. Tubuh mereka melesat ke kiri dan ke kanan.<br />

Payung masih terkembang. Dengan gerakan-gerakan indah<br />

mereka meliuk-liukkan tubuh di udara dan perlahan-lahan<br />

turun ke panggung. Pemuda di paling atas menyusul turun<br />

dengan gerakan jungkir balik yang indah. Dua pemuda<br />

sebelah bawah berseru keras. Tangan masing-masing<br />

mengepal ke udara. Lalu keduanya melesat ke bawah,<br />

membuat gerakan jungkir balik satu kali dan melayang<br />

turun.<br />

Saat itulah satu sosok hijau entah dari mana datangnya<br />

ikut melesat ke bawah. Semua orang jadi terkejut. Kenapa<br />

orang yang turun jadi tiga? Sementara dua pemuda lagi<br />

masih ada di atas sana tengah bersiap-siap untuk<br />

melompat turun pula.<br />

Heboh besar melanda tempat pertunjukan itu sesaat<br />

kemudian. Dua orang pemuda yang melayang turun<br />

jejakkan kaki di lantai panggung dengan gerakan enteng.<br />

Sebaliknya sosok ke tiga yang mengenakan pakaian serba<br />

hijau jatuh terbanting dengan keras. Papan panggung<br />

patah. Bagian pinggang ke bawah orang berpakaian serba<br />

hijau ini amblas ke dasar panggung. Tubuh sebatas<br />

pinggang ke atas terhenyak di lantai papan. Darah<br />

mengucur dari kepalanya yang pecah.<br />

Dua gadis pemain akrobat menjerit dan lari ke bawah<br />

panggung. Hampir semua orang keluarkan seruan kaget.<br />

Patih Kerajaan Wira Bumi, seorang perwira tinggi dan<br />

beberapa orang tokoh silat istana segera melompat ke atas<br />

panggung.<br />

“Cagak Lenting!” Seru Patih Kerajaan. Walau kepala<br />

orang itu nyaris hancur namun Wira Bumi masih bisa<br />

mengenali siapa adanya orang yang sebagian tubuhnya<br />

tergelimpang di lantai panggung. Perwira Tinggi dan<br />

seorang tokoh silat segera menarik tubuh orang<br />

berpakaian serba hijau itu yang memang adalah Cagak<br />

Lenting alias Si Mata Elang.<br />

“Kanjeng Patih, ada sepotong kertas menempel di

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!