19.11.2012 Views

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

erlari sendiri di samping <strong>Wiro</strong> sambil sesekali memegang<br />

lengan pemuda itu.<br />

“<strong>Wiro</strong>, aku mencium bau busuk!” Nyi Retno berkata.<br />

“Ya, saya juga sudah mencium.”<br />

“Perasaanku tidak enak,” kata Nyi Retno lalu kembali<br />

memegang tangan kanan Pendekar 212. Tiba-tiba<br />

perempuan ini menjerit. Dia lebih dulu melihat sosok yang<br />

tergantung kaki ke atas kepala ke bawah di cabang<br />

sebatang pohon tak jauh dari pondok kediaman Ki<br />

Tambakpati.<br />

<strong>Wiro</strong> dan Nyi Retno sampai di dekat pohon. Nyi Retno<br />

kembali menjerit. <strong>Wiro</strong> keluarkan seruan tertahan. Orang<br />

yang digantung kaki ke atas kepala ke bawah itu adalah<br />

Djaka Tua!<br />

<strong>Wiro</strong> melesat ke udara. Sekali tangannya bergerak<br />

memukul, patahlah cabang pohon di mana Djaka Tua<br />

tergantung. Dengan cepat dia menyambar tali penggantung<br />

hingga mayat Djaka Tua tidak jatuh bergedebuk. Dari<br />

keadaan mayat yang rusak membusuk dan sudah dirubung<br />

belatung pastilah pembantu yang malang itu telah<br />

menemui ajal cukup lama. Mungkin sejak kepergian <strong>Wiro</strong><br />

ke Gunung Gede.<br />

Nyi Retno jatuh terduduk di tanah menangis sambil<br />

menutupi hidung, tak tahan mencium busuknya mayat.<br />

<strong>Wiro</strong> memandang berkeliling, mencari tempat yang baik<br />

untuk segera mengubur jenazah Djaka Tua. Dia melihat<br />

tempat rimbun di dekat satu pohon jati. <strong>Wiro</strong> segera<br />

mendatangi tempat ini. Untuk membuat liang kubur dia<br />

hendak membongkar tanah dengan jurus pukulan<br />

Segulung Ombak Menerpa Karang. Hampir tangannya<br />

hendak menghantam tiba-tiba dia ingat apa yang telah<br />

diucapkannya di depan Nyi Retno. Pukulan Segulung<br />

Ombak Menerpa Karang adalah ilmu pukulan sakti yang<br />

didapatnya dari Eyang Sinto Gendeng. Padahal dia telah<br />

mengambil keputusan untuk tidak akan mempergunakan<br />

semua ilmu yang didapatnya dari nenek sakti itu.<br />

<strong>Wiro</strong> tarik tangan kanannya. Mulut hembuskan nafas

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!