19.11.2012 Views

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Karena keadaan gelap Iblis Pemabuk membawa surat<br />

daun lontar ke dekat perapian. Wulan Srindi ikut membaca<br />

apa yang tertulis di daun lontar. Guru dan murid samasama<br />

terkejut dan saling pandang.<br />

“Surat ini jelas ditujukan pada <strong>Wiro</strong> <strong>Sableng</strong>. Waktu<br />

bertemu, pemuda itu sama sekali tidak menceritakan<br />

perihal surat ini.”<br />

“Yang jadi pertanyaan, bagaimana surat ini bisa berada<br />

di sini?” ujar Wulan Srindi pula.<br />

“Mungkin <strong>Wiro</strong> belum menerima surat ini. Mungkin<br />

orang-orang Keraton Kaliningrat belum sempat<br />

menyerahkan padanya. Tapi surat ini sudah agak lecak.<br />

Tanda pernah dibuka dan digulung berulang kali.” Iblis<br />

Pemabuk berpikir terus lalu teguk minuman keras dalam<br />

salah satu kendi sampai mukanya menjadi sangat merah.<br />

Wulan Srindi memandang pada onggokan tubuh putih.<br />

Wajahnya berubah. “Guru, jangan-jangan yang jadi mayat<br />

putih di sana itu suamiku, <strong>Wiro</strong>.”<br />

“Mana bisa jadi. <strong>Wiro</strong> berada di belakang kita. Cukup<br />

jauh dari sini. Kalaupun dia ke sini memenuhi isi surat,<br />

tidak mungkin dia mendahului kita. Satu-satunya jawaban<br />

atas apa yang terjadi di sini, kita harus mengikuti tanda<br />

bekas seretan di tanah. Jika orang menyeret sesuatu, tak<br />

mungkin berjalan cepat. Kita bisa mengejar mereka Wulan.<br />

Ikuti aku.”<br />

“Tunggu dulu, Guru! Kita ke Plaosan mencari<br />

pemerkosaku. Orang Keraton Kaliningrat. Bukan mengejar<br />

orang yang diseret atau...”<br />

“Cah Ayu, aku rasa semua ini ada sangkut pautnya<br />

dengan orang-orang Keraton Kaliningrat. Kau lihat saja<br />

nanti!” Iblis Pemabuk lalu menarik tangan Wulan Srindi.<br />

Berlari hampir sepeminuman teh, di satu tempat Iblis<br />

Pemabuk memberi tanda lalu cepat menyelinap ke balik<br />

sebatang pohon besar. Dia memegang pundak muridnya<br />

dan berkata. “Lihat di depan sana. Ada orang menyeret<br />

sesuatu dalam jaring. Jaring itu bukan jaring biasa karena<br />

memancarkan cahaya bergemerlap dan mengepulkan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!