Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
seperjalanan. Tidak disewa pun saya akan melalui tempat<br />
ini. Mana pantas saya minta bayaran.”<br />
Selagi <strong>Wiro</strong> dan Nyi Retno keheranan, kusir gerobak<br />
berkata lagi.<br />
“Den Mas dan Den Ayu, saya hampir kelupaan. Sewaktu<br />
kita singgah di desa Kemanten dua hari lalu ada seseorang<br />
menitipkan sesuatu pada saya. Orang itu berpesan agar<br />
benda tersebut diserahkan pada Raden berdua<br />
sesampainya di tujuan. Kalau Raden tidak berkeberatan,<br />
saya akan menyerahkan sekarang.”<br />
<strong>Wiro</strong> tatap wajah bopeng orang di hadapannya. Kusir<br />
gerobak membuka caping bambu. Dari dalam caping dia<br />
mengeluarkan sebuah benda bergulung. Setelah benda<br />
diserahkan pada <strong>Wiro</strong> sang kusir membungkuk mohon diri<br />
lalu melompat naik ke atas gerobak. <strong>Wiro</strong> tak sempat lagi<br />
menanyakan siapa adanya orang yang menyerahkan benda<br />
tersebut pada kusir gerobak.<br />
Begitu melewati tikungan jalan yang menurun, kusir<br />
gerobak lemparkan caping di atas kepala lalu jari-jari<br />
tangannya melepas satu lapisan tipis yang menempel<br />
menutupi wajah. Ternyata orang ini mengenakan sehelai<br />
topeng tipis. Orang yang tadi bermuka bopeng itu kini<br />
kelihatan tampangnya yang asli. Bulat berkumis dan<br />
berjanggut tebal. Dari balik lantai papan gerobak dia<br />
mengambil sebuah tarbus merah lalu dipakai di atas<br />
kepala. Pakaian lusuh dibuka. Kini tampak dia<br />
mengenakan baju dan celana hitam. Pada dada kiri baju<br />
hitam terpampang sulaman benang kuning bergambar<br />
rumah joglo serta dua keris bersilang. Lambang orangorang<br />
Keraton Kaliningrat.<br />
Orang berpakaian serba hitam dan mengenakan tarbus<br />
merah ini memang adalah anggota penting dalam Keraton<br />
Kaliningrat. Namanya Damar Sarka. Waktu pertemuan di<br />
Hutan Ngluwer yang diserbu oleh Wulan Srindi, dialah yang<br />
menyerahkan seperangkat pakaian hitam pada Wulan<br />
Srindi sebagai tanda bahwa gadis itu telah diangkat<br />
menjadi anggota penting orang-orang Keraton Kaliningrat