19.11.2012 Views

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

Wiro Sableng - Azab Sang Murid

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

“Sedih kenapa Nyi Retno?” tanya <strong>Wiro</strong>.<br />

“Kau mencium anakku. Tapi tak mencium diriku.”<br />

“Gila! Bagaimana aku mau mencium istri orang!” Ucap<br />

<strong>Wiro</strong> dalam hati. Lalu dia merasakan tangan Nyi Retno<br />

menarik tengkuknya. Perlahan-lahan <strong>Wiro</strong> merunduk.<br />

Ciumannya singgah di kening perempuan itu. Nyi Retno<br />

menggeliat dalam dukungan sang pendekar. Matanya<br />

terbuka nyalang. Memancarkan cahaya kehidupan penuh<br />

harapan dan juga hasrat penuh gairah.<br />

“<strong>Wiro</strong>, saya mau kau membaringkan saya di tanah...”<br />

bisik Nyi Retno. “Saya letih, saya ingin tidur dalam<br />

pangkuanmu.”<br />

<strong>Wiro</strong> hentikan langkah. Bingung. Apakah dia akan<br />

mengikuti permintaan Nyi Retno? Jika hal itu dilakukan<br />

jangan-jangan semua kemesraan ini akan berlanjut lebih<br />

jauh.<br />

Dalam keadaan seperti itu tiba-tiba di dalam gelap<br />

terdengar suara perempuan bernyanyi.<br />

***

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!