You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
punggung mayat!” Seseorang berteriak. Orang ini langsung<br />
mengambil potongan kertas itu dan menyerahkannya pada<br />
Patih Wira Bumi.<br />
<strong>Sang</strong> Patih karuan saja jadi kaget besar karena di atas<br />
kertas itu ada tulisan yang ditujukan padanya.<br />
Patih Kerajaan, siapapun namamu adanya!<br />
Malam ini aku menyelesaikan sebagian dari hutang<br />
piutang di antara kita. Kau dan Cagak Lenting telah<br />
membunuh Djaka Tua secara keji. Cagak Lenting telah<br />
menerima bagiannya. Tak lama lagi giliranmu akan<br />
sampai.<br />
Rahang Patih Kerajaan menggembung. Gerahamnya<br />
bergemeletakan. Kertas di tangan diremas hingga jadi<br />
bubuk!<br />
“Jahanam! Setan mana yang punya pekerjaan ini! Siapa<br />
kau! Unjukkan diri!” Patih Wira Bumi berteriak marah<br />
membuat panggung besar bergetar.<br />
Tiba-tiba terdengar teriakan.<br />
“Ada orang di atas atap!”<br />
Perwira Tinggi Suko Daluh bersama dua orang tokoh<br />
silat yaitu Ki Genta Kemiling dan Ki Wulur Jumena serta<br />
merta melompat dan melesat ke atas wuwungan Gedung<br />
Kepatihan. Saat itulah dua larik cahaya putih berkiblat<br />
disusul dua jeritan. Tubuh Perwira Tinggi dan salah seorang<br />
tokoh silat terpental lalu menggelundung jatuh ke tanah.<br />
Tubuh tak berkutik lagi, kepala pecah, nafas minggat<br />
sudah! Semua terjadi begitu cepat.<br />
Patih Wira Bumi bersama beberapa orang segera berlari<br />
mendatangi.<br />
“Ki Genta Kemiling. Apa yang terjadi?!” tanya Wira Bumi<br />
pada tokoh silat yang masih hidup.<br />
“Kami melihat dua orang di atas atap gedung. Ketika<br />
kami hendak menyerbu ada dua kilatan cahaya putih.<br />
Perwira Tinggi Suko Daluh dan tokoh silat Ki Wulur Jumena