You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
“Siapa?!” tanya Sinto Gendeng dengan suara<br />
menyentak.<br />
“Seorang kakek tukang ngompol. Sahabatmu sendiri.<br />
Namanya Setan Ngompol!” kata Liris Merah.<br />
Liris Biru lalu menyambungi ucapan kakaknya.<br />
“Kakek itu melihat dengan mata kepala sendiri<br />
bagaimana kau membunuh guru! Apa kau masih mau<br />
berdusta? Atau mencari kambing hitam?!”<br />
Mulut Sinto Gendeng terkancing. Rahang<br />
menggembung dan mata melotot pandangi dua gadis di<br />
hadapannya. Dalam hati dia memaki Setan Ngompol<br />
setengah mati.<br />
“Kalau kalian memang mau menghukumku, silahkan<br />
saja. Aku memang sudah lama mencari mati. Tapi sekali<br />
aku mati kalian tak akan tahu di mana beradanya Kitab<br />
Seribu Pengobatan. Bukankah kalian menginginkan kitab<br />
itu?”<br />
Dua gadis tertawa gelak-gelak.<br />
“Gadis setan! Kenapa kalian tertawa?!”<br />
“Kami lebih tahu dari kau di mana beradanya kitab itu.<br />
Tidak lama lagi kitab itu akan berada di tangan kami!” Kata<br />
Liris Merah.<br />
Sinto Gendeng benar-benar merasa terpojok. Mukanya<br />
mengelam hitam. Dia angkat kepala dan membentak.<br />
“Kalian tunggu apa lagi? Mau membunuhku lakukan<br />
sekarang! Cepat!”<br />
Sinto Gendeng lalu bersila di tanah. Tangan kiri terkulai<br />
ke samping. Tangan kanan diletakkan di depan dada.<br />
Kepala ditegakkan dan mata dipejamkan. Dia benar-benar<br />
menunjukkan kepasrahan untuk dibunuh saat itu juga!<br />
Liris Merah dan Liris Biru saling pandang seketika. Lalu<br />
sambil berpegangan tangan dua gadis ini melangkah<br />
mendekati Sinto Gendeng. Setengah jalan keduanya<br />
keluarkan pekikan keras. Tubuh melesat ke udara. Liris<br />
Merah hantamkan kaki kanan ke arah kepala sedang Liris<br />
Biru menendang ke jurusah dada Sinto Gendeng. Inilah<br />
jurus serangan maut bernama Hantu Malam Berbagi