Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
“Kenapa tertawa?” tanya <strong>Wiro</strong>.<br />
“Kita tertipu.”<br />
“Tertipu bagaimana?”<br />
“Kusir gerobak itu bukan kusir benaran. Pasti dia orang<br />
Keraton Kaliningrat yang menyamar. Dia telah mengenali<br />
dirimu sebagai Pendekar 212. Kalau tidak bagaimana<br />
mungkin surat daun lontar itu diberikannya padamu.”<br />
<strong>Wiro</strong> menggaruk kepala. Tersenyum lalu berkata. “Nyi<br />
Retno cerdik sekali.”<br />
“Ah, saya cuma perempuan kurang ingatan. Hik... hik...<br />
hik,” jawab Nyi Retno lalu tertawa cekikan.<br />
<strong>Wiro</strong> pegang lengan Nyi Retno<br />
“Keraton Kaliningrat. Saya rasa-rasa pernah mendengar<br />
nama keraton itu sebelumnya. Mungkin sekali...”<br />
“Apakah kau akan memenuhi undangan pertemuan itu?<br />
Hari Jum'at hari ke lima belas hanya tinggal dua hari dari<br />
sekarang. Plaosan kurang sehari perjalanan dari sini.”<br />
<strong>Wiro</strong> menggeleng.<br />
“Kenapa tidak mau?” tanya Nyi Retno sambil mengusap<br />
lengan <strong>Wiro</strong> yang ditumbuhi bulu-bulu hitam tebal.<br />
“Saya tidak mau terlibat urusan kerajaan. Saya tidak<br />
tahu siapa itu Pangeran Muda Brata Sukmapala.<br />
Permintaan bantuan dengan iming-iming jabatan besar<br />
biasanya mengandung hal yang tidak wajar. Ada beberapa<br />
perkara besar yang harus saya tangani. Usaha<br />
mendapatkan Kitab Seribu Pengobatan belum tuntas. Saya<br />
punya dugaan keras kitab itu sudah ada di tangan Eyang<br />
Sinto. Satu kali saya pernah memantau dengan<br />
mengerahkan ilmu Menembus Pandang. Saya tidak tahu<br />
bagaimana cara yang baik untuk memintanya. Mungkin<br />
saya tidak akan mendapatkan kitab itu untuk selamalamanya.<br />
Padahal banyak orang yang bisa ditolong dengan<br />
petunjuk pengobatan yang ada dalam kitab itu...”<br />
“Apakah di dalam kitab itu ada petunjuk pengobatan<br />
bagi orang yang sakit jiwa seperti saya?”<br />
Pertanyaan Nyi Retno membuat <strong>Wiro</strong> terdiam.<br />
Terdorong oleh perasaan kasihan dan haru <strong>Wiro</strong> peluk Nyi