You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
waktu yang menghimpitku dengan suara-suara yang makin sering<br />
hadir tiap malam.<br />
Mula-mula aku menggigil. Aku memejamkan mata erat-erat,<br />
namun yang keluar justru air mata. Lalu aku mulai mereka-reka,<br />
membalik dari sekian ingatan bentuk dan warna bunga dan kupukupu.<br />
Ketika kutemukan, aku menciptakan ruang baru di kepalaku<br />
untuk mereka berdua. Suatu ruang yang hampa, gelap, dan dingin.<br />
Hanya bentuk baku dan warna-warna yang menjadi kusam milik<br />
mereka yang mampu kulukiskan. Semula aku menangis karena aku<br />
tak dapat menghadirkannya dengan sempurna. Aku sedih sekali.<br />
Bunga dan kupu-kupu itu menjadi buruk dan tidak hidup,<br />
mengingatkanku pada film zombie yang kulihat bersama ayah ketika<br />
aku tidak bisa tidur dan ibu belum pulang. Waktu itu ayah kutanya,<br />
ke mana ibu? Beliau mendengus dan berkata kasar: “ibumu tak tahu<br />
diri, kerja terus, keluarga tak diurus'. Aku tak mengerti. Aku ketakutan.<br />
Zombie-zombie yang ada di TV memakan manusia. 'Pengecut!' lagilagi<br />
ayah mendengus.<br />
Dan bayangan zombie itu membentuk kerangka yang kupakai<br />
melukiskan bunga dan kupu-kupu. Begitu pucat dan menakutkan.<br />
Tak henti-hentinya aku menangis, bermalam-malam, dan suara-suara<br />
itu semakin bising. Hingga aku lelah dan tertidur. Lalu ketika esok<br />
dan esoknya lagi aku membayangkan bunga dan kupu-kupu,<br />
bayangan yang kucipta semakin kabur dan langu. Semakin pucat,<br />
tak berwarna, bahkan bunga itu terlihat seperti bangkai yang<br />
dihinggapi sesuatu makhluk dengan bentuk sayap yang tidak<br />
beraturan. Tercabik di sana-sini, dan kusam. Tetapi aku tak lagi<br />
menangis.<br />
***<br />
Rumahku penuh orang. Beberapa di antaranya berseragam,<br />
sedang yang lain berjubel di pintu. Saling berebut mengintip ke dalam<br />
dan berbisik-bisik. Aku melihatnya dengan senang. Tak pernah ada<br />
banyak orang mengunjungi rumahku, dan mereka semua begitu<br />
berwarna. Tidak! Tidak seperti bunga dan kupu-kupu yang dulu ku<br />
tahu. Mereka seperti badut yang kulihat di TV, dan membuatku takut.<br />
Dulu. Sekarang aku tak takut apa-apa lagi. Aku tak mau ayah<br />
menyebutku pengecut, sehingga menamparku dan aku akan<br />
170 Bahasa Indonesia XI Program IPA/IPS