Bab I

terkadang ada pembaca yang berpendapat naskah itu bukan rekaan
melainkan peristiwa yang sebenarnya. Sebagai contoh dalam beberapa
drama karya Asrul Sani, Wisran Hadi, Nano Riantarno, atau juga dramadrama
Bambang Sularto. Hal-hal yang mereka ungkapkan dalam naskah
drama itu bisa dihubungkan langsung dengan kenyataan yang ada.
Sebagai pengetahuan tambahan untuk kamu, pada drama tidak
ditemukan adanya unsur pencerita, sebagaimana terdapat di dalam novel
atau cerpen. Alur di dalam drama lebih dapat ditelusuri melalui motif yang
merupakan alasan munculnya suatu peristiwa. Motif di dalam drama
menjadi penting, karena aspek ini sudah menjadi perhatian pengarang
sewaktu karya drama ditulis.
Pada pembelajaran kali ini, kamu akan berlatih menulis naskah
drama berdasarkan pengalaman orang lain. Untuk itu, diharapkan kamu
dapat mengidentifikasi tokoh yang pengalamannya menarik untuk ditulis,
mengidentifikasi pengalaman yang akan menjadi tema cerita yang ditulis,
mengidentifikasi peristiwa dan konflik yang menarik untuk ditulis,
mengidentifikasi tokoh-tokoh dan karakter pelakunya, mengidentifikasi
latar cerita yang dapat memunculkan penampilan, menulis teks drama
sesuai dengan tokoh yang ditulis.
Untuk memandu kamu membuatkan teks drama, pelajari materi
berikut.
Menurut Waluyo (2001:6-30), drama dibangun oleh struktur fisik
(kebahasaan) dan struktur batin (semantik, makna). Wujud fisik naskah
drama adalah dialog, percakapan, atau ragam lisan.
1. Penokohan dan Perwatakan
Penokohan berkaitan dengan penamaan, pemeranan, keadaan fisik
tokoh (aspek psikologis), keadaan sosial tokoh (aspek sosiologis), serta
karakter tokoh. Penokohan terdiri atas susunan tokoh-tokoh yang berperan
dalam drama.
2. Plot
Plot atau kerangka cerita merupakan jalinan cerita atau rangkaian
konflik dari awal hingga akhir.
3. Dialog
Ciri khas naskah drama adalah berbentuk dialog (percakapan).
190 Bahasa Indonesia XI Program IPA/IPS