Bab I

Kalau tiba-tiba mereka menolak kerja sama dengan
saya, pasti ada orang yang menghasut dan bukan
mengancam, bukan?
Lurah : Saya kenal baik ayah Den Suhari, waktu kecil saya
pun kenal Den Suhari. Rasanya tak mungkin dia
sampai hati menakut-nakuti apalagi mengancam
petani-petani. Di samping itu, para petani penggarap
itu bukan orang asing bagi Den Suhari. Den Suhari
lahir dan hidup di masa kanak-kanak di tengahtengah
mereka. Bermain-main dengan anak mereka.
(Diam) Walaupun begitu saya berjanji pada Pak
Sugih, saya akan memeriksanya secara pribadi. Saya
akan melihatnya sendiri dan bicara dengan Den
Suhari.
Sugih : Kalau tak percaya, tanyalah si Ode.
Juru Tulis : Kemarin subuh Mang Ode pergi ke kota.
Lurah : Ada apa dia pergi?
Sugih : Bayangkan, si Ode sudah belasan tahun mengerjakan
sawah Suhari itu seluas dua hektar. Eh, tiba-tiba, dia
hanya dibolehkan menggarap satu hektar saja. Ia pun
dilarang membeli pupuk dan obat-obatan dari toko
saya.
Juru Tulis : Dilarang?
Sugih : Saya bilang, bicaralah sama si Ode. Padahal saya jual
pupuk dan obat-obatan di sini tidak semata-mata cari
keuntungan. Saya juga membantu program pemerintah.
Lurah : Waktu terakhir saya berkunjung ke Margasari saya
tidak melihat atau mendengar apa-apa.
Sugih : Saya sudah bilang, mungkin mereka diancam.
Mereka bukan saja tidak membeli, mungkin tidak
berani membeli dari saya. Mereka pun tidak mau lagi
menjual kepada saya. Bayangkan, setelah puluhan
tahun, tiba-tiba mereka berhenti kerja sama dengan
saya, bahkan menolak uang panjar!
Jurus Tulis : Kalau begitu mereka menjual ke mana?
Sugih : Saya tidak tahu. Itulah sebabnya penggarap seperti
si Ode mengeluh. Memangnya buat apa menghasilkan
padi dan buah-buahan kalau bukan untuk dijual.
74 Bahasa Indonesia XI Program IPA/IPS