Bab I

Lurah : Sekali lagi, saya akan pergi ke Margasari secepatnya.
Sugih : Saya minta Pak Lurah pergi secepatnya. Kalau usaha
saya macet di sini, pasti saya tidak dapat lagi membantu
pembangunan di desa ini. Margasari paling banyak
penduduknya. Kebanyakan langganan saya di desa
ini orang Margasari.
Lurah : Saya berjanji, Pak Sugih.
Adegan 2
Terdengar seruan Assalamualiakum dari luar. Semua menjawab.
Lurah berdiri, demikian juga jurutulis. Muncul Ajengan Toha.
Lurah : Wah, rupanya hari baik. Kita dapat kunjungan
sesepuh desa sekaligus. Apa kabar Ajengan?
A. Toha : (Sambil bersalaman) Baik. Bagaimana Pak Lurah, Pak
Sugih, Jang Iis ?
Bersama : Baik, Pak… Baik.
Lurah : Saya terkejut juga, Ajengan, atas kunjungan yang
tidak disangka-sangka ini.
A.Toha : Jangan terkejut, Pak Lurah. Saya berkunjung karena
memang sudah lama tak datang ke sini; kedua ada
masalah.
Lurah : Masalah apa, Ajengan?
A.Toha : Mungkin Pak Lurah juga sudah tahu, bahwa di
Margasari ada orang baru, anak muda yang datang
dari kota.
Lurah : Saya tahu, Ajengan. Dia bukan orang baru. Namanya
Den Suhari. Dia lahir di sini.
A. Toha : Oh, Begitu. Tapi baiklah, itu tidak penting. Yang jadi
masalah ialah tingkah lakunya.
Lurah : Apa yang dilakukannya, Ajengan?
A. TOoha : Pertama, dia mendirikan masjid baru di Margasari.
Saya kira itu baik. Yang jadi masalah, khotbahkhotbahnya
meresahkan.
Juru Tulis : Meresahkan?
A. Toha : Ya, misalnya, Basri ini ....
Lurah : Suhari, Ajengan.
A. Toha : Saya dengar namanya Basri. Tapi itu tidak penting.
Yang penting yang dikatakannya waktu khotbah.
Bermain Peran 75