Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
B. Mengekspresikan Perilaku dan Dialog Tokoh<br />
Antagonis dan Protagonis<br />
Pengalaman bersastra yang harus dikembangkan adalah<br />
mengekspresikan perilaku dan dialog tokoh antagonis dan protagonis.<br />
Untuk itu, kamu harus dapat memerankan tokoh itu dengan baik.<br />
Jika kamu sering menonton sinetron, tentunya akan menyukai<br />
beberapa tokoh pemainnya, atau sebaliknya. Lalu kamu akan menandai<br />
tokoh-tokoh yang baik yang disebut tokoh antagonis dan tokoh-tokoh jahat<br />
atau disebut juga protagonis. Di antara tokoh-tokoh itu biasanya muncul<br />
suatu cerita atau konflik-konflik yang saling memperkuat tokoh protagonis<br />
dan antagonis.<br />
Ciri khas dari sebuah drama dalam sinetron adalah dialog. Melalui<br />
dialog inilah kamu dapat mengetahui karakter tokoh atau pemeran dalam<br />
drama. Karakter tokoh dapat dibagi menjadi dua, yaitu antagonis dan<br />
protagonis. Tokoh protagonis ditandai dengan sifat baik hati, lemah lembut,<br />
penyayang, dermawan. Sementara tokoh antagonis ditandai dengan sifat<br />
jahat, galak, culas, sombong. Tokoh antagonis inilah yang sulit diperankan.<br />
Menurut Kosasih (2003:277), menjelaskan drama adalah karangan<br />
yang berupa dialog sebagai bentuk alurnya. Dialog dalam drama tidak<br />
jauh beda dengan percakapan dalam kehidupan sehari-hari. Bedanya,<br />
dialog dalam drama sudah diatur sebelumnya oleh penulis skenario<br />
ataupun oleh sutradara. Walaupun demikian, kita harus membaca atau<br />
membacakannya sewajar dan sealamiah mungkin. Untuk itulah kita harus<br />
memperhatikan hal-hal berikut.<br />
1. Penggunaan bahasa, baik secara pelafalan maupun intonasi harus<br />
relevan. Logat yang diucapkan hendaknya disesuaikan dengan asal<br />
suku atau daerah, usia, dan status sosial tokoh yang diperankan.<br />
2. Ekspresi tubuh dan mimik muka harus disesuaikan dengan dialog.<br />
Bila dialog menyatakan kemarahan, misalnya, ekspresi tubuh dan<br />
mimik mukapun harus menunjukkan rasa marah.<br />
3. Untuk lebih menghidupkan suasana dan menjadikan dialog lebih<br />
wajar dan alamiah, para pemain dapat berimprovisasi di luar naskah.<br />
68 Bahasa Indonesia XI Program IPA/IPS