panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer
panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer
panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
PANDUAN POLITIK SESAT TERHADAP ISLAM (DAN TENTARA SALIB)<br />
Meskipun demikian, adalah penting untuk mencatat bahwa panggilan Hisham<br />
didasarkan pada religiusitas—<strong>dan</strong> bahwa hal itu mendahului/terjadi sebelum<br />
Perang Salib, yang mana harusnya menandai awal permusuhan Kristen—Muslim,<br />
dengan 300 tahun lebih dahulu. Lima puluh tahun kemudian, di tahun 848,<br />
pasukan Muslim lain menyerang Perancis <strong>dan</strong> membuat kehancuran yang berarti.<br />
Tapi seiring waktu, semangat mereka pudar. Dalam rangkaian pendudukan<br />
Muslim, banyak pihak penguasa menjadi masuk Kristen <strong>dan</strong> kekuatan pasukan<br />
mereka menghilang.<br />
Diawal tahun 827, para pejuang jihad melirik Sisilia <strong>dan</strong> Italia. Pemimpin pasukan<br />
penyerang adalah seorang ahli Qur’an ternama yang secara blak‐blakan<br />
menyatakan serangannya ini sebagai perang agama. Mereka menjarah <strong>dan</strong><br />
merampok gereja² Kristen, seluruh negara ini, menteror rahib² <strong>dan</strong> menodai para<br />
biarawati. Di tahun 846, mereka mencapai Roma, dimana mereka memeras sang<br />
Paus. Sementara genggaman mereka pada Italia tidak pernah kuat, mereka<br />
menggenggam Sisilia sampai tahun 1091—sampai orang² Norman mengusir<br />
mereka.<br />
Sama seperti saat ini:<br />
Islam harus disebarkan dengan kekerasan<br />
Beberapa pemikir Islam jaman modern yang ajarannya paling sering dipakai oleh para<br />
teroris jihad (tanpa syarat apapun) bahwa Islam harus dipaksakan dengan kekerasan pada<br />
non Muslim—bukan sebagai sebuah agama, karena hal itu akan melanggar ucapan dalam<br />
Qur’an bahwa “tidak ada pemaksaan dalam agama” (Q 2:256)—tapi sebagai sebuah sistem<br />
hukum <strong>dan</strong> norma² bermasyarakat. Mereka mengajarkan bahwa para Muslim harus<br />
bertempur untuk memaksakan hukum Islam di negara² non Muslim, menurunkan para<br />
penduduknya pada status dhimmi atau yang lebih parah lagi.<br />
Di Spanyol, tentu saja, penaklukan kembali dimulai untuk pelahan² mengusir<br />
mereka dari daerah yang dipegang para Muslim, sampai 1492, ketika orang² Kristen<br />
seluruhnya telah merebut kembali negara ini. Tapi, seraya peperangan berkecamuk<br />
di Spanyol, para Muslim terus menekan Kekristenan disayap timur. Seljuk Turki<br />
secara meyakinkan mengalahkan pasukan kaisar Byzantine di kota Armenian,<br />
Manzikert tahun 1071, merintis jalan pendudukan Muslim bagi hampir seluruh<br />
Asia kecil—beberapa Asia tengah <strong>dan</strong> hampir semua tanah Kekristenan yang<br />
dikenal. Untuk selanjutnya orang² Kristen menderita status dhimmi kelas dua di<br />
kota² besar Kristen yang mana Santo Paulus pernah menulis surat²nya. Adalah<br />
dalam rangka melawan kemunduran inilah, seperti yang akan kita lihat, bahwa<br />
Paus Urban II melakukan seruan Perang Salib yang pertama di tahun 1095.<br />
Bukan hanya wilayah Barat, tapi Timur juga<br />
Kekuatan Muslim menekan ke timur juga ke barat, melakukan serangan laut ke<br />
India di tahun 634. Para penjajah daratan menyerang ke daerah yang sekarang<br />
99