05.05.2013 Views

panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer

panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer

panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PANDUAN POLITIK SESAT TERHADAP ISLAM (DAN TENTARA SALIB)<br />

Pendukung wanita Muslim lain, Orang mesir Dr. Nawal el‐Saadawi, yang<br />

mendapat kesulitan hukum dengan pemerintah Mesir karena para Ulama mesir<br />

menganggap pendapatnya tidak Islami, mengatakan: “Agama Islam kita telah<br />

memberikan pada wanita hak² yang lebih daripada agama² lain punya, <strong>dan</strong> telah<br />

menjamin kehormatan <strong>dan</strong> harga dirinya.” 110<br />

Dalam hal yang sama, Tulisan dalam Christian Science Monitor bulan Desember<br />

2004 mengatakan beberapa wanita Latin Amerika masuk Islam. 111 Satu dari<br />

mereka, Jasmine Pinet, menjelaskan bahwa dia “menemukan kehormatan lebih<br />

besar sebagai seorang wanita dengan masuk Islam.” Pinet memuji laki² Muslim<br />

karena rasa hormat mereka terhadap wanita: “Mereka tidak akan berkata, ‘Hey<br />

Mami, how are you?’ Biasanya mereka berkata, ‘Hello, sister.’ Dan mereka tidak<br />

akan melihatmu sebagai objek seksual.” Monitor melaporkan bahwa ada empat<br />

puluh ribu mulim Latin Amerika di USA saat ini, <strong>dan</strong> bahwa “banyak orang² Latin<br />

yang memeluk Islam bilang kepercayaan bahwa wanita diperlakukan lebih baik<br />

dalam Islam merupakan faktor penting dalam perpindahan agama mereka.”<br />

Bagi para pembaca yang mungkin terkejut—karena a<strong>dan</strong>ya kerudung, poligami,<br />

larangan menyetir di Arab Saudi, <strong>dan</strong> larangan Islam lain bagi wanita yang telah<br />

diketahui dengan baik di dunia Barat.—“The Monitor” mengutip Leila Ahmed<br />

seorang profesor studi perempuan <strong>dan</strong> agama di Harvard: “sangat mengherankan<br />

saya, jika melihat apa yang orang pikir mengenai Afghanistan <strong>dan</strong> Taliban telah<br />

tunjukkan dalam hal wanita <strong>dan</strong> Islam.” Ahmed berkata bahwa “kami masih ada<br />

pada tahap awal dalam pemikiran kembali Islam secara besar²an yang akan<br />

membuka Islam bagi wanita. Para ulama menelaah kembali teks² inti dari Islam—<br />

mulai dari Qur’an sampai ke teks² hukum—dalam segala cara yang<br />

memungkinkan.”<br />

Tapi bukankah Taliban benar² bersumber dari Islam yang melakukan diskriminasi<br />

terhadap wanita? Bisakah “penelaahan kembali” Qur’an <strong>dan</strong> teks² hukum lainnya<br />

bisa menolong “membuka Islam bagi wanita”? Ini adalah teks² yang harus ‘ditelaah<br />

kembali’ :<br />

Wanita kurang cerdas dibanding laki², <strong>dan</strong> harus diperintah oleh laki²:<br />

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah<br />

melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita).”<br />

(Qur’an 4:34)<br />

Qur’an menyamakan wanita dengan la<strong>dan</strong>g, untuk digunakan oleh lelaki sesuka<br />

dia:<br />

110 Nawal El-Saadawi, dikutip dari Muhammad Ali Al-Hashimi, The Ideal Muslimah: The True Islamic Personality<br />

of the Muslim Woman as Defined in the Qur’an and Sunnah, International Islamic Publishing House, 1998,<br />

http://www.usc.edu/dept/MSA/humanrelations/womeninIslam/idealMuslimah/.<br />

111 Christine Armario, “U.S. Latinas seek answers in Islam,” Christian Science Monitor, Dec 27, 2004.<br />

60

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!