05.05.2013 Views

panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer

panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer

panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PANDUAN POLITIK SESAT TERHADAP ISLAM (DAN TENTARA SALIB)<br />

BAB 1<br />

MUHAMMAD SANG NABI PERANG<br />

Kenapa kehidupan Muhammad, nabinya Islam, jadi penting saat ini? 14 abad telah<br />

berlalu sejak dia lahir. Jutaan orang² Muslim telah hidup <strong>dan</strong> mati sejak saat itu <strong>dan</strong><br />

banyak para pemimpin bangkit membimbing orang² percaya, termasuk keturunan²<br />

sang nabi itu sendiri. Pastilah Islam, seperti juga agama² lain, telah berubah selama<br />

1400 tahun ini.<br />

Ini jawabnya, kenapa kehidupan Muhammad jadi punya penting artinya:<br />

Bertentangan dengan apa yang para sekularis ingin untuk kita percayai, bahwa<br />

agama² tidak sepenuhnya ditentukan (atau di<strong>sesat</strong>kan) oleh para pengikutnya<br />

seiring berlalunya waktu. Kehidupan <strong>dan</strong> perkataan dari para pendirinya tetap jadi<br />

pusat utama, tidak jadi masalah diabad berapa jaman dahulu mereka hidup.<br />

Gagasan darimana orang² percaya membentuk sebuah agama malahan dihasilkan<br />

dari filosofi dekonstruksionisme yang menjadi mode di tahun 1960‐an, yang<br />

mengajarkan bahwa perkataan tertulis tidak punya arti lain selain apa yang<br />

diberikan pada mereka oleh pembacanya. Hal yang sama pentingnya (<strong>dan</strong> tentu<br />

saja bukan sebuah kebenaran religius); Arti yang dimiliki oleh seseorang sama<br />

dengan arti yang dimiliki orang lain. Akhirnya, menurut teori dekonstruksionisme,<br />

kita semua menciptakan versi ‘kebenaran’ kita sendiri, yang tidaklah lebih baik atau<br />

lebih buruk dari versi orang lain.<br />

Tapi bagi orang yang religius dijalan² kota Chicago, Roma, Yerusalem, Damaskus,<br />

Kalkuta, <strong>dan</strong> Bangkok, kalimat² dari Yesus, Musa, Muhammad, Krishna <strong>dan</strong><br />

Buddha punya arti yang jauh lebih besar dibanding arti² yang dimiliki oleh para<br />

individu yang membaca karya² atau tulisan² tentang mereka. Dan bahkan bagi<br />

pembaca yang kurang imannya, perkataan² dari para guru besar religius ini jelas<br />

masing² tidak sama pengertiannya.<br />

Itu sebabnya saya tempatkan sebuah sidebar “Muhammad vs. Jesus” ditiap bab<br />

untuk menegaskan fallacy dari mereka yang mengklaim bahwa Islam <strong>dan</strong> Kristen—<br />

<strong>dan</strong> semua agama² tradisi lainnya, dalam masalah itu—pada dasarnya mempunyai<br />

kemampuan yang sama untuk mengilhami kebaikan atau kejahatan. Ini juga berarti<br />

untuk menegaskan bahwa Barat, yang dibangun atas dasar Kekristenan, layak<br />

dibela, meskipun jika kita hidup dijaman yang disebut era post‐Kristen.<br />

Selanjutnya, melalui kata² dari Muhammad <strong>dan</strong> Yesus, kita dapat menarik sebuah<br />

perbedaan antara prinsip utama yang membimbing Muslim <strong>dan</strong> Kristen. Prinsip²<br />

ini penting. Para pengikut Muhammad membaca perkataannya <strong>dan</strong> meniru<br />

perbuatan²nya, yang mengarah pada pengungkapan iman yang sangat berbeda dari<br />

10

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!