panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer
panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer
panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
PANDUAN POLITIK SESAT TERHADAP ISLAM (DAN TENTARA SALIB)<br />
BAB 12<br />
YANG BERHASIL DAN GAGAL<br />
DICAPAI OLEH TENTARA SALIB<br />
Terjadi banyak Perang² Salib, tapi umumnya sejarawan menggolongkan Perang<br />
Salib dalam tujuh usaha Tentara Salib dari Eropa Barat melawan Muslim di Tanah<br />
Suci. Tentara Salib dibentuk di tahun 1095 <strong>dan</strong> Perang Salib pertama terjadi di<br />
tahun 1099; Perang Salib ke tujuh berakhir di tahun 1250. Kota² terakhir di bawah<br />
kekuasaan Pemerintah Salib jatuh ke tangan Muslim di tahun 1291.<br />
Perang Salib Pertama (1098‐1099) adalah yang paling berhasil: Tentara Salib berhasil<br />
menguasai Yerusalem <strong>dan</strong> mendirikan beberapa negara di Timur Tengah.<br />
Perang Salib Kedua (1146‐1148) tidak berhasil, bahkan gagal sama sekali. Perang ini<br />
dilakukan untuk merebut kembali negara Salib Edessa yang dikalahkan Muslim di<br />
tahun 1144. Awalnya, mereka berhasil merebut kembali Lisbon dari tangan Muslim<br />
di tahun 1147; lalu ketika mereka akhirnya tiba di Timur, kebanyakan Tentara Salib<br />
telah dihancurkan di Asia Kecil di bulan Desember 1147—sebelum mereka<br />
mencapai Tanah Suci.<br />
Perang Salib Ketiga (1188‐1192) dilakukan oleh Paus Gregory VIII setelah Saladin<br />
berhasil menaklukan Yerusalem <strong>dan</strong> mengalahkan <strong>tentara</strong>² Salib di Hattin di tahun<br />
1187. Tentara Salib diketuai oleh tokoh² terkenal seperti Kaisar Frederick<br />
Barbarossa, Raja Richard “The Lion Hearts” dari Inggris, <strong>dan</strong> Raja Philip dari<br />
Perancis. Mereka tidak berhasil merebut kembali Yerusalem, tapi berhasil<br />
memperkuat Out‐remer yang adalah negara Salib yang berkuasa di daerah<br />
sepanjang pantai Levant.<br />
Perang Salib Keempat (1201‐1204) merupakan malapetaka besar karena Tentara<br />
Salib justru menyerang <strong>dan</strong> menghancurkan Konstantinopel. Kejadian ini<br />
mengagetkan dunia Kristen. Tentara Salib lalu mendirikan kerajaan Latin di<br />
Konstantinopel. Hal ini mengakibatkan permusuhan dari pihak Bizantium <strong>dan</strong><br />
semakin memperlemah Kekaisaran Bizantium yang telah rapuh.<br />
Perang Salib Kelima (1218‐1221) berpusat di Mesir. Tentara Salib berharap dengan<br />
menghancurkan kekuatan Mesir, mereka dapat merebut kembali Yerusalem.<br />
Mereka mengepung Damietta, sebuah kota di Delta Nil yang merupakan pintu<br />
masuk kota² Mesir besar seperti Kairo <strong>dan</strong> Alexandria. Sewaktu pengepungan terus<br />
berlangsung lama, Sultan Mesir yakni al‐Kamil semakin khawatir <strong>dan</strong> dua kali<br />
menawarkan Tentara Salib untuk menguasai Yerusalem jika mereka bersedia<br />
meninggalkan Mesir. Tentara Salib menolaknya <strong>dan</strong> akhirnya menguasai Damietta.<br />
125