05.05.2013 Views

panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer

panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer

panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PANDUAN POLITIK SESAT TERHADAP ISLAM (DAN TENTARA SALIB)<br />

di tahun 1453, menurut Hoca Sadeddin, guru Sultan Murad III <strong>dan</strong> Mehmed III<br />

diabad 16, “Gereja² yang ada didalam kota dikosongkan dari patung² sembahan<br />

mereka <strong>dan</strong> dibersihkan dari najis² <strong>dan</strong> ketidak sucian akibat penyembahan berhala<br />

<strong>dan</strong> perusakan dari gambar² serta pendirian tempat sholat Islam <strong>dan</strong> mimbar..<br />

banyak biara <strong>dan</strong> kapel menjadi tempat² Islam yang indah”. 81<br />

Di abad 14, sosiologis pelopor Ibn Khaldun menjelaskan pilihan² bagi orang Kristen:<br />

“Pilihan bagi mereka adalah masuk Islam, membayar pajak jizyah, atau mati”. 82<br />

Kesengsaraan pembayar pajak<br />

Membayar pajak spesial bagi non Muslim, Jizya, tidaklah semudah mengisi/<br />

membayar pajak jaman sekarang. Kepala Syrian Orthodox Michael (1126‐1199),<br />

mencatat betapa menghancurkannya beban ini bagi para Kristen dijaman Kalifah<br />

Marwan II (744‐750).<br />

Yang menjadi perhatian utama dari Kalifah Marwan adalah untuk mengumpulkan<br />

emas <strong>dan</strong> beban ini ditanggungkan pada penduduk negara itu. Pasukannya<br />

menimbulkan banyak kesengsaraan pada penduduk: pukulan², penjarahan,<br />

kebiadaban <strong>dan</strong> perkosaan pada wanita² dihadapan suami² mereka”. 83<br />

Marwan tidak sendiri. Salah satu penerusnya, al‐Mansur (754‐775), menurut<br />

Michael, “mengeluarkan segala macam pajak bagi penduduk di semua tempat. Dia<br />

gandakan setiap jenis pajak itu bagi orang² Kristen”. 84<br />

Pembayaran jizya sering dilakukan dengan cara yang aneh <strong>dan</strong> menghina, dimana<br />

pegawai pajak Muslim memukul para dhimmi dikepala atau dibelakang leher.<br />

Tritton menjelaskan, “Para dhimmi harus merasa bahwa dia adalah orang yang lebih<br />

rendah derajatnya waktu membayar, jangan diperlakukan dengan hormat.” 85 Ini<br />

untuk memastikan bahwa dhimmi itu merasa ‘takluk’, seperti yang dititahkan dalam<br />

Qur’an 9:29. Komentator Qur’an abad 12 Zamakhshari bahkan mengarahkan bahwa<br />

jizya harus dikumpulkan “dengan cara meremehkan <strong>dan</strong> menghina”. 86 Ahli<br />

hukum Shafi’I abad 13 an‐Nawawi mengarahkan bahwa “kafir yang mau<br />

membayar pajaknya harus diperlakukan dengan hina oleh pengumpul pajaknya:<br />

sang pengumpul pajak tetap duduk <strong>dan</strong> kafir tetap berdiri didepannya, kepala<br />

tertunduk <strong>dan</strong> punggung membungkuk. Kafir itu sendiri yang harus menaruh uang<br />

81 Dikutip dari Philip Mansel, Constantinople: City of the World’s Desire 1453-1924 (New York: St. Martin’s Griffin,<br />

1998), 51.<br />

82 Bat Ye’or, The Decline of Eastern Christianity Under Islam (Madison, NJ: Fairleigh Dickinson University Press,<br />

1996), 296.<br />

83 Michael the Syrian, dikutip dalam Ye’or, The Decline of Eastern Christianity Under Islam, 78.<br />

84 Ibid.<br />

85 Tritton, 227.<br />

86 Dikutip dalam Ibn Warraq, Why I Am Not A Muslim (Amherst, NY: Prometheus Books, 1995), 228.<br />

52

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!