panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer
panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer
panduan-politik-sesat-islam-dan-tentara-salib-robert-spencer
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
PANDUAN POLITIK SESAT TERHADAP ISLAM (DAN TENTARA SALIB)<br />
Mulia tidak menjelaskan bagaimana “tafsir <strong>dan</strong> tradisi budaya” yang dia tentang,<br />
bangkit di negara² Islam. Bagaimana caranya para Muslim di Arab Saudi <strong>dan</strong> Iran<br />
membuat hukum² <strong>dan</strong> mengikuti adat istiadat mereka selain melalui Islam? Diluar<br />
dasar² iman, Mulia bilang, kebanyakan hukum² yang mempengaruhi wanita adalah<br />
buatan manusia; “tak satupun berasal dari faks‐nya surga.” Tapi mereka yang<br />
berwenang di Arab Saudi, Iran, Su<strong>dan</strong> <strong>dan</strong> Pakistan percaya bahwa mereka<br />
mengikuti <strong>dan</strong> taat pada “faks dari surga”, yang dinamakan Qur’an. Lagipula, apa<br />
namanya rangkaian pendiktean oleh Allah kepada Muhammad kalau bukan<br />
disebut “faks dari surga”?<br />
Seperti banyak mereka yang mengaku reformer Islam lainnya, Mulia kelihatannya<br />
berada dipihak “malaikat kebaikan”, tapi sebenarnya dia hanya mempromosikan<br />
kebingungan tentang Islam. Ibn Warraq menjelaskannya dengan baik:<br />
“Terdapat Muslim moderat, tapi Islam itu sendiri tidaklah moderat.”<br />
Terlalu banyak Muslim reformer berpikir mereka harus membela Islam dengan<br />
segala cara, apapun jungkir balik mental yang harus mereka lakukan untuk<br />
melakukannya—bahkan jika itu berarti harus memperhalus <strong>dan</strong> menolak untuk<br />
menghadapi elemen² Islam yang oleh para teroris pejihad biasa pakai untuk<br />
membenarkan tindakan² mereka. Hanya “Muslim buruk”, kita diberitahunya—<br />
Wahhabi, ekstremis lain, bilang saja siapa—yang bertanggung jawab. Tapi ‘Muslim<br />
buruk’ yang sama ini pula yang kelihatannya paling bersungguh‐sungguh<br />
menerima, dalam setiap aspek kehidupan mereka, ajaran² sebenarnya dari Islam,<br />
sementara mereka yang lebih santai, kurang taat <strong>dan</strong> diatas itu semua, orang<br />
percaya yang kurang hapal Qur’an yang memperlakukan wanita jauh lebih baik<br />
<strong>dan</strong> lebih menjalankan pluralisme <strong>dan</strong> hidup saling damai dengan non Muslim.<br />
Ini adalah sesuatu yang, bahkan oleh Musdah Mulia <strong>dan</strong> yang lainnya, tidak bisa<br />
disembunyikan selamanya.<br />
Salah dalam menggambarkan Islam<br />
Disamping penyangkalan bahwa elemen² tak enak dari Islam adalah “Islam yang<br />
benar,” beberapa kelompok pendukung Muslim <strong>dan</strong> sekutu mereka secara rutin<br />
mencap pernyataan yang benar tentang Islam ini sebagai “pidato kebencian.” Di<br />
bulan Desember 2004, CAIR mengeluarkan reaksi yang sangat beracun mengenai<br />
pengamatan² yang dibuat oleh bekas anggota CIA Bruce Tefft. CAIR memprotes<br />
pada pernyataan Tefft seperti “Terorisme Islam berdasarkan pada Islam yang<br />
dinyatakan melalui Qur’an,” “Untuk tidak mengakui bahwa Islam tidak ada<br />
sangkut pautnya dengan kejadian 11 September 2001 adalah sama dengan<br />
mengabaikan dengan sengaja hal² yang sudah jelas <strong>dan</strong> untuk selamanya salah<br />
menafsirkan kejadian² tersebut,” <strong>dan</strong> “Tidak ada perbedaan antara Islam <strong>dan</strong><br />
fundamentalisme Islam, yang adalah sama‐sama sebuah konstruksi totaliter.” CAIR<br />
memanggil cabang Kanada dari Yayasan Simon Wiesenthal Center, yang menjadi<br />
169